Pemimpin Kartel Narkoba Kolombia Otoniel Segera Diekstradisi ke AS
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Jumat, 26 November 2021 09:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kolombia menerima permintaan resmi dari Amerika Serikat untuk mengekstradisi tersangka gembong narkoba Dairo Antonio Usuga, yang dikenal sebagai Otoniel.
Pemimpin kartel Klan Teluk berusia 50 tahun ini ditangkap oleh angkatan bersenjata Kolombia akhir bulan lalu, mengakhiri pencarian selama tujuh tahun.
Presiden Kolombia Ivan Duque mengatakan pada Kamis, 25 November 2021, bahwa "prosedur administratif" terkait dengan ekstradisi "telah dilakukan oleh kementerian kehakiman dan kementerian luar negeri dan kemarin permintaan itu dikirim ke Mahkamah Agung".
Duque mengatakan dia berbicara dengan Ketua Mahkamah Agung Luis Antonio Hernandez untuk meminta agar masalah itu segera ditangani.
Otoniel dituduh mengekspor ratusan ton kokain setiap tahun dan telah menjadi buronan Badan Penegakan Narkoba AS selama bertahun-tahun.
Pihak berwenang AS telah menawarkan $5 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya, di samping 3 miliar peso (sekitar $800.000) yang ditawarkan Kolombia untuk informasi.
Klan Teluk bertanggung jawab atas kematian lebih dari 200 anggota pasukan keamanan Kolombia, menurut pihak berwenang setempat.
Mahkamah Agung Kolombia telah menyetujui ekstradisi komandan kedua Klan Teluk, Antonio Moreno Tuberquia, juga dikenal sebagai Nicolas.
Otoniel memiliki tujuh hukuman di Kolombia dan 128 surat perintah penangkapan untuk kejahatan perdagangan narkoba, perdagangan senjata, pembunuhan, kekerasan seksual, konspirasi untuk melakukan kejahatan dan pemindahan paksa.
Klan Teluk, atau Klan del Golfo, memiliki lebih dari 1.200 anggota dan terkait dengan perdagangan narkoba, penambangan ilegal, serta pembunuhan pemimpin masyarakat.
Kartel ini beroperasi di 12 dari 32 provinsi Kolombia, menurut data dari polisi nasional Kolombia.
“Ekstradisi menunggu semua orang yang melakukan kejahatan internasional,” kata Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano bulan lalu setelah penangkapan Otoniel.
Pihak berwenang Kolombia meluncurkan Operasi Agamemnon pada tahun 2016 ketika mereka bekerja untuk mendekati Otoniel, menangkap puluhan anak buahnya, mengejar keuangannya dan memaksanya untuk terus bergerak, menurut polisi.
Meskipun telah berjuang selama beberapa dekade melawan perdagangan narkoba, Kolombia tetap menjadi produsen kokain global teratas dan menghadapi tekanan konstan AS untuk mengurangi panen koka, bahan utama narkoba tersebut, dan produksi kokain.
Perdagangan narkoba membantu membiayai kelompok-kelompok bersenjata ilegal di Kolombia di tengah konflik internal yang telah berlangsung lama dan menewaskan lebih dari 260.000 orang.
Sepanjang tahun ini, angkatan bersenjata Kolombia telah menyita 595 ton kokain, kata Duque, memecahkan rekor sebelumnya 505 ton pada tahun 2020.
REUTERS