Tak Ingin Mati Kelaparan, Penjualan Anak Perempuan Afghanistan Marak Demi Mahar

Reporter

Tempo.co

Selasa, 23 November 2021 18:23 WIB

Sejumlah anak-anak perempuan bersiap memasuki ruang kelas di sebuah sekolah di Kabul, Afghanistan, 18 September 2021. Mereka mulai kembali bersekolah dibawah kekuasaan Taliban. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan anak perempuan di Afghanistan makin marak akibat himpitan ekonomi. Tingginya angka pengangguran membuat perekonomian negara itu berada di tubir jurang.

Fazal salah satunya. Pekerja pabrik batu bata di Afghanistan, terpaksa menjual anak-anak perempuan yang masih kecil dengan para pria. Langkah nekat itu terpaksa dilakukan karena keluarganya bisa mati kelaparan.

Bulan lalu, Fazal menerima pembayaran mahar sebesar US$ 3.000 setelah menyerahkan putrinya yang berusia 13 dan 15 tahun kepada pria yang usianya lebih dari dua kali lipat. Jika uangnya habis, Fazal kemungkinan akan menikahkan anaknya yang masih berusia tujuh tahun.

"Saya tidak punya cara lain untuk memberi makan keluarga saya dan melunasi hutang saya. Apa lagi yang bisa saya lakukan?" katanya kepada Thomson Reuters Foundation dari ibu kota Afghanistan, Kabul. "Saya sangat berharap tidak harus menikahkan putri bungsu saya."

Pernikahan anak telah meningkat seiring dengan melonjaknya kemiskinan sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus lalu. Kemiskinan membuat orang tua menjual bayi atau anak perempuan untuk dinikahkan di masa depan, dengan imbalan mas kawin.

Advertising
Advertising

Para aktivis memperkirakan tingkat pernikahan anak, yang lazim bahkan sebelum Taliban berkuasa, bisa hampir dua kali lipat dalam beberapa bulan mendatang.

"Ini melumpuhkan hati (saya) mendengar cerita-cerita ini. Ini bukan pernikahan. Ini pemerkosaan anak," kata juru kampanye hak-hak perempuan Afghanistan terkemuka Wazhma Frogh.

Dia mendengar pernikahan anak terjadi setiap hari. Kasus itu sering melibatkan anak perempuan di bawah usia 10 tahun. Belum jelas apakah gadis kecil itu akan dipaksa berhubungan seks sebelum mencapai pubertas.

Badan anak-anak PBB UNICEF mengatakan ada laporan tentang keluarga yang menawarkan bayi perempuan berusia 20 hari. Bayi itu akan dinikahkan di masa mendatang dengan imbalan mas kawin.

Afghanistan lumpuh oleh kekeringan dan keruntuhan ekonomi. Negara ini mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia, menurut badan-badan PBB.

Saat musim dingin tiba, jutaan orang berada di ambang kelaparan. Sebanyak 97 persen rumah tangga bisa jatuh di bawah garis kemiskinan pada pertengahan 2022.

Menurut Frogh, keluarga menikahkan anak perempuannya untuk mengurangi jumlah mulut yang harus diberi makan. Selain itu untuk mendapatkan mas kawin yang biasanya berkisar antara US$ 500 hingga US$ 2.000. Anak-anak yang lebih kecil biasanya dihargai dengan jumlah yang lebih tinggi.

Orang tua juga menyerahkan anak perempuan untuk melunasi hutang. Frogh mengutip sebuah kasus di mana seorang tuan tanah mengambil gadis sembilan tahun penyewa karena orang tua tak bisa membayar sewa.

"Jumlah kasus telah meningkat begitu banyak karena kelaparan. Orang tidak punya apa-apa dan tidak bisa memberi makan anak-anak," kata Frogh, pendiri Organisasi Studi Perempuan & Perdamaian.

Sebelum Taliban mengambil alih, usia pernikahan minimum yang sah adalah 16 tahun untuk anak perempuan. Taliban mengatakan hanya mengakui hukum Syariah yang tidak menetapkan usia minimum.

Baca: Taliban Larang Artis Wanita Tampil di Stasiun TV Afghanistan

CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS

Berita terkait

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

21 jam lalu

Sebab Anak Perempuan Lebih Rentan Terserang Lupus

Dokter anak menyebut anak perempuan lebih berisiko terkena lupus dibanding laki-laki dengan perbandingan 9:1. Ini sebabnya.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

22 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

3 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

5 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

5 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

12 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Dikaruniai Anak Ketiga Perempuan, Namanya Lia

16 hari lalu

Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Dikaruniai Anak Ketiga Perempuan, Namanya Lia

Alyssa Soebandono dan Dude Harlino menyambut kelahiran anak ketiganya yang berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Aisyah Aulia Putri Harlino.

Baca Selengkapnya

Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

17 hari lalu

Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

Peran orang tua sangat penting untuk membuka informasi mengenai kesehatan dan pendidikan seksual kepada anak, khususnya anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Pengaruh Sering Makan Makanan Olahan pada Menstruasi

17 hari lalu

Pengaruh Sering Makan Makanan Olahan pada Menstruasi

Sering makan makanan olahan dibanding makanan rumahan menjadi salah satu penyebab anak perempuan lebih cepat mengalami menstruasi.

Baca Selengkapnya

Menelisik Penyebab Anak Perempuan Rentan Mengalami Gangguan Dismorfik Tubuh

36 hari lalu

Menelisik Penyebab Anak Perempuan Rentan Mengalami Gangguan Dismorfik Tubuh

Sebuah studi mengatakan anak perempuan terutama remaja, berpotensi enam kali lebih sering mengalami gangguan dismorfik tubuh. Apa itu?

Baca Selengkapnya