5 Negara Asia Paling Terpukul Akibat Pandemi Corona, Jutaan Pekerjaan Hilang
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 19 November 2021 17:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Runtuhnya sektor pariwisata karena pandemi Corona menghapus 1,6 juta pekerjaan di lima negara di Asia. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), lapangan pekerjaan yang hilang di Filipina Vietnam, Thailand, Brunei dan Mongolia terjadi di sektor pariwisata.
Kehilangan pekerjaan di sektor pariwisata empat kali lebih besar dibandingkan di industri lain, dan yang paling terpukul adalah wanita. Chihoko Asada-Miyakawa, direktur regional ILO untuk Asia dan Pasifik, mengatakan dampak COVID-19 pada pariwisata tidak jauh dari bencana.
Banyak negara di Asia menggenjot vaksinasi dan merancang kembali strategi untuk membuka kembali perbatasan secara perlahan. Namun menurut Asada-Miyakawa, pandemi membuat sektor pariwisata tetap berada di bawah sebelum krisis.
Brunei mengalami penurunan lapangan kerja paling tajam, menyusut 40 persen, menurut laporan itu. Sementara jam kerja rata-rata menyusut 21 persen.
Di Filipina, lapangan kerja terkait pariwisata menyusut 28 persen, sementara jam kerja rata-rata turun 38 persen. Di Vietnam, upah rata-rata di sektor ini turun 18 persen secara keseluruhan, dan 28 persen untuk perempuan.
Thailand, yang menghasilkan sekitar 20 persen dari PDB pariwisata sebelum pandemi, mengalami penurunan upah rata-rata sebesar 9,5 persen. Di Mongolia, pekerjaan dan jam rata-rata turun masing-masing 17 persen dan 13 persen.
Pada September, kedatangan ke sebagian besar Asia turun 99 persen dibandingkan dengan tingkat sebelum pandemi Corona, menurut data dari Capital Economics. ILO membandingkan dengan 20 persen di Meksiko dan sekitar 65 persen untuk Eropa Selatan.
Sekitar 291 juta turis mengunjungi Asia-Pasifik pada 2019, menyumbang sekitar US$ 875 miliar untuk perekonomian, menurut data World Economic Forum. Gareth Leather, ekonom senior untuk Asia di Capital Economics, mengatakan runtuhnya pariwisata telah menimbulkan kerugian ekonomi yang besar di seluruh wilayah.
“Sebelum krisis akibat pandemi Corona, pariwisata menyumbang sekitar 10 persen dari PDB di sejumlah tempat, termasuk Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Kamboja. Selama hampir dua tahun, negara-negara ini tidak memiliki kedatangan sama sekali,” kata Leather.
“Pemerintah telah meningkatkan dukungan, namun tingkat pengeluaran lebih rendah dibandingkan di negara maju. Kemiskinan dan kesulitan ekonomi akan meningkat secara signifikan.”
Sara Elder, ekonom senior ILO dan penulis laporan terbarunya, mengatakan krisis dan kemungkinan pemulihan yang lambat membuat negara-negara harus mendiversifikasi ekonomi.
“Pemulihan akan memakan waktu dan pekerja serta perusahaan yang terkena dampak di sektor pariwisata akan terus membutuhkan bantuan untuk mengganti pendapatan yang hilang dan melestarikan aset,” kata Elder.
“Pemerintah harus terus menerapkan langkah-langkah dukungan, sambil terus berusaha memvaksinasi semua penduduk, termasuk pekerja imigran.”
Baca: Pandemi Covid-19 di Eropa Memasuki Gelombang Kelima
AFIFA RIZKIA AMANI | AL JAZEERA