Pilpres Filipina: Terlibat Penggelapan Pajak, Pencalonan Marcos Jr Digugat

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 18 November 2021 10:30 WIB

Seorang demonstran memegang poster selama protes menyusul pengumuman pencalonan Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr., putra mendiang diktator Ferdinand Marcos, di Komisi Hak Asasi Manusia, di Kota Quezon, Metro Manila, Filipina, 6 Oktober 2021. REUTERS /Lisa Marie David/File Foto

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kelompok penentang pencalonan putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos untuk pemilihan presiden tahun depan akan meminta komisi pemilihan melarang dia mencalonkan diri karena telah dihukum dalam kasus penggelapan pajak.

Kelompok pro-demokrasi bernama Kampanye Menentang Kembalinya Marcos dan Darurat Militer itu, akan mengajukan petisi untuk mendiskualifikasi Ferdinand Marcos Jr setelah ia muncul sebagai calon terdepan untuk pemilihan Mei.

Mantan anggota kongres Satur Ocampo, salah satu ketua kelompok itu, mengatakan petisi itu, seperti yang diajukan oleh kelompok lain, didasarkan pada keyakinan Marcos selama lebih dari dua dekade melakukan penggelapan pajak.

"Pejabat publik yang melanggar kode pendapatan internal terus-menerus didiskualifikasi dari memegang jabatan publik dan berpartisipasi dalam pemilihan," kata Ocampo seperti dikutip Reuters, Rabu, 18 November 2021/

Marcos memerintah Filipina selama hampir dua dekade hingga penggulingannya pada 1986 dalam revolusi "people power". Dia meninggal di pengasingan pada tahun 1989.

Advertising
Advertising

Istri dan anak-anaknya telah berulang kali membantah tuduhan bahwa miliaran dolar kekayaan negara dijarah saat Marcos berkuasa. Uang negara yang diperkirakan dikorupsi pada tahun 1987 bernilai 10 miliar dolar AS.

Pengadilan memvonis Marcos Jr atas penggelapan pajak pada tahun 1995 karena gagal mengajukan pengembalian pajak penghasilannya dari tahun 1982 hingga 1985. Keyakinan tersebut diperkuat oleh pengadilan banding pada tahun 1997.

Namun, Marcos Jr telah terpilih sebagai gubernur, anggota kongres, dan pada 2010, sebagai senator.

Meskipun Marcos Jr bisa mendapatkan jabatan publik di masa sebelumnya, Ocampo mengatakan keyakinannya bahwa pencalonannya bisa dibatalkan sesuai ketentuan.

Badan jajak pendapat menjadwalkan konferensi pendahuluan pada 26 November untuk membahas petisi diskualifikasi yang diajukan oleh kelompok tahanan politik, hak asasi manusia dan organisasi medis terhadap Marcos.

Marcos, 64 tahun, mengatakan petisi itu "tidak berdasar dan tidak memiliki dasar hukum".

Dia mengumumkan pada hari Selasa bahwa putri Presiden Rodrigo Duterte telah setuju untuk menjadi calon wakil presidennya, membenarkan spekulasi berminggu-minggu tentang aliansi antara dua keluarga kuat ini.

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

12 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

1 hari lalu

Kegiatan Setelah Kalah Pilpres: Anies Jeda Politik, Mahfud Md Kembali ke Kampus, Ganjar Aktif Lagi di Kagama

Anies Baswedan mengatakan bakal jeda sebentar dari urusan politik setelah Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) dibubarkan.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

2 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

3 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.

Baca Selengkapnya

KPU Launching Pendaftaran PPK, Ternyata Segini Gajinya dan Ada Santunan

8 hari lalu

KPU Launching Pendaftaran PPK, Ternyata Segini Gajinya dan Ada Santunan

Ketua KPU Depok, Wili Sumarlin mengatakan Depok memiliki 11 kecamatan, sehingga kebutuhan PPK 55 anggota. Tiap kecamatan 5 orang.

Baca Selengkapnya

Gugatan Anies dan Ganjar Ditolak MK, Prabowo-Gibran Tetap Pemenang Pilpres 2024

8 hari lalu

Gugatan Anies dan Ganjar Ditolak MK, Prabowo-Gibran Tetap Pemenang Pilpres 2024

Prabowo-Gibran tetap menjadi Pemenang Pilpres 2024 setelah MK membacakan putusan yang menolak gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

9 hari lalu

Anies Minta Anak Muda Tak Putus Asa dengan Proses Politik

Anies Baswedan menyampaikan terima kasih kepada anak-anak muda yang telah memberi warna baru pada pilpres kali ini.

Baca Selengkapnya