Taliban Surati Kongres AS Minta Aset Bank Sentral Afghanistan Dicairkan

Reporter

Tempo.co

Rabu, 17 November 2021 19:14 WIB

Militan Taliban bersenjata lengkap saat menggelar parade militer di Kabul, Afghanistan 14 November 2021. REUTERS/Ali Khara

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban meminta anggota Kongres Amerika Serikat melepaskan aset Afghanistan yang dibekukan setelah pengambilalihan negara itu pada Agustus lalu. Taliban memperingatkan gejolak ekonomi di dalam negeri dapat menyebabkan masalah di luar negeri.

Dalam sebuah surat terbuka, Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi Afghanistan adalah ketidakamanan keuangan. "Akar dari kekhawatiran ini adalah pembekuan aset rakyat Afghanistan oleh pemerintah Amerika," ujar Muttaqi.

Amerika Serikat telah menyita hampir US$ 9,5 miliar aset milik bank sentral Afghanistan. Ekonomi negara ini yang bergantung pada bantuan telah runtuh. Taliban tak mampu membayar pegawai negeri selama berbulan-bulan dan pemerintah Taliban tidak mampu membayar impor.

Negara-negara yang peduli kepada rakyat Afghanistan telah menjanjikan bantuan ratusan juta dolar. Namun bantuan dana tak diberikan kecuali jika Taliban menyetujui pemerintah yang lebih inklusif dan menjamin hak-hak perempuan serta minoritas.

“Saya memuji Anda dan ingin berbagi beberapa pemikiran tentang hubungan bilateral,” tulis Muttaqi. Ia juga mencatat bahwa 2021 adalah 100 tahun Washington mengakui kedaulatan Afghanistan.

Advertising
Advertising

Dalam pernyataannya, Muttaqi melanjutkan hubungan bilateral dengan Amerika Serikat juga mengalami pasang surut, seperti dialami pula oleh negara-negara lain.

Muttaqi mengatakan Afghanistan menikmati pemerintahan yang stabil untuk pertama kalinya selama lebih dari 40 tahun. Dari tahun 1996 hingga 2001, Taliban memerintah Afghanistan dengan tangan besi. Sejak kembali berkuasa, Taliban telah berusaha keras meyakinkan masyarakat internasional bahwa mereka akan melakukan hal yang berbeda kali ini.

"Langkah-langkah praktis telah diambil menuju pemerintahan yang baik, keamanan dan transparansi," tulis Muttaqi.

"Tidak ada ancaman yang diajukan ke kawasan atau dunia dari Afghanistan dan jalan telah dibuka untuk kerja sama yang positif."

Muttaqi mengatakan warga Afghanistan memahami keprihatinan masyarakat internasional. Namun semua pihak perlu mengambil langkah positif untuk membangun kepercayaan.

Dia memperingatkan, situasi ekonomi dapat memicu eksodus massal. "Jika situasi saat ini berlaku, pemerintah dan rakyat Afghanistan akan menghadapi masalah dan menjadi penyebab migrasi massal di kawasan dan dunia. Akan terjadi masalah kemanusiaan dan ekonomi lebih lanjut," katanya.

Muttaqi mengatakan Amerika Serikat berisiko semakin merusak reputasinya di Afghanistan. "Kami berharap anggota Kongres Amerika akan berpikir matang dalam hal ini," ujarnya. "Saya meminta agar pintu untuk hubungan di masa depan dibuka, aset Bank Sentral Afghanistan dicairkan dan sanksi terhadap bank kami dicabut."

Baca: 5.000 Warga Afghanistan Menyeberang ke Iran Setiap Hari Sejak Taliban Berkuasa

CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

3 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

7 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

9 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

10 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

19 jam lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

20 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

21 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

23 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

1 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya