TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-bangsa menjawab tantangan Elon Musk yang minta dibuktikan bahwa 2 persen hartanya bisa mengatasi kelaparan di dunia. Sekitar 2 persen harta Elon Musk senilai US$ 6,6 miliar.

Kepala Program Pangan Dunia atau WFP David Beasley menjawab tantangan Elon Musk melalui akun Twitter resminya yang tercentang biru. "Krisis kelaparan ini mendesak, belum pernah terjadi sebelumnya, DAN dapat dihindari. @elonmusk, Anda meminta rencana yang jelas & buku terbuka. Ini dia!," kata Beasley. "Kami siap berbicara dengan Anda-dan siapa - yang serius dalam menyelamatkan nyawa."

Beasley menyebut lima negara yang mengalami krisis pangan terparah di dunia yaitu Afghanistan, Madagaskar, Sudan Selatan, Sudan dan Yaman. "Kelima negara ini berada di garis depan kelaparan. Apa yang saya lihat di masing-masing negara ini lebih buruk dari yang bisa Anda bayangkan," ujar Beasley.

Dia juga mencuit bahwa WFP menyatakan transparansi dan akuntabilitas kepada para donor sangat penting. "Laporan keuangan, rencana operasional, audit & laporan tahunan WFP, dll semuanya bersifat publik. Kami memiliki buku terbuka," katanya.

WFP, lembaga yang mengurusi bantuan pangan PBB sebelumnya menjelaskan bahwa hanya 2 persen dari total harta Elon Musk dapat menyelamatkan nyawa 42 juta penduduk dunia yang sedang kelaparan. Dalam wawancara dengan CNN, Beasley mengajak orang-orang kaya di dunia termasuk Elon Musk, menyalurkan bantuan melalui WFP.

Elon Musk adalah orang terkaya di planet ini, dengan harta hampir US$ 300 miliar. Sebagian besar kekayaannya berasal dari saham Tesla.

Alih-alih menyumbang, Elon Musk menantang PBB untuk menunjukkan bagaimana US$ 6 miliar dapat memerangi kelaparan dunia. Musk mengatakan dia akan menjual saham Tesla jika PBB dapat menunjukkan bagaimana uang itu dibelanjakan.

Baca: Saham Tesla Anjlok 15,4 Persen Sepekan usai Elon Musk Jual Rp 79,8 T Saham

TWITTER | CNN | BUSINESS INSIDER