Pandemi Covid-19 di Eropa Memasuki Gelombang Kelima

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 11 November 2021 13:23 WIB

Seorang pria menunjukkan kartu kesehatan COVID-19-nya di sebuah restoran ketika Prancis memberlakukan pembatasan yang lebih ketat di mana sertifikat kesehatan sekarang akan diperlukan untuk mengakses sebagian besar ruang publik dan untuk bepergian dengan kereta api antarkota, di Nice, Prancis, 9 Agustus 2021 [REUTERS/Eric Gaillard]

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis berada di awal gelombang kelima pandemi Covid-19, kata Menteri Kesehatan Olivier Veran, seperti dikutip Reuters, Kamis, 11 November 2021.

"Beberapa negara tetangga sudah berada dalam gelombang kelima pandemi Covid, apa yang kita alami di Prancis jelas terlihat seperti awal dari gelombang kelima," kata Veran di televisi TF1.

Kementerian kesehatan mencatat 11.883 kasus baru pada hari Rabu, hari kedua berturut-turut dengan jumlah kasus baru lebih dari 10.000. Kasus-kasus baru telah mengalami peningkatan persentase dua digit dari minggu ke minggu sejak sekitar pertengahan Oktober.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan pada hari Rabu bahwa kematian akibat virus corona naik 10 persen di Eropa dalam seminggu terakhir, menjadikannya satu-satunya wilayah dunia dengan kasus dan kematian Covid-19 terus meningkat. Itu adalah minggu keenam berturut-turut virus telah meningkat di seluruh benua.

Dalam laporan mingguannya tentang pandemi, WHO mengatakan ada sekitar 3,1 juta kasus baru secara global, meningkat sekitar 1 persen dari minggu sebelumnya. Hampir dua pertiga dari infeksi virus corona - 1,9 juta - berada di Eropa, di mana kasus naik 7 persen.

Advertising
Advertising

Negara-negara dengan jumlah kasus baru tertinggi di dunia adalah Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Turki, dan Jerman. Jumlah kematian mingguan Covid-19 turun sekitar 4 persen di seluruh dunia dan menurun di setiap wilayah kecuali Eropa, demikian dilaporkan India Today, Kamis, 11 November 2021.

Dari 61 negara yang termasuk dalam wilayah Eropa, yang meliputi Rusia dan membentang ke Asia Tengah, 42 persen melaporkan lonjakan kasus setidaknya 10 persen pada minggu lalu.

Menurut CNN, Eropa sekarang menjadi pusat pandemi Covid-19 sekali lagi, dengan jumlah kasus harian melampaui Amerika Serikat pada akhir Oktober. Kondisi ini sekarang diperparah dengan masuknya musim dingin.

Infeksi meningkat di sebagian besar negara yang membentuk wilayah Schengen, blok 26 negara di mana aturan masuk ke AS telah dilonggarkan.

Wisatawan dari Inggris dan Irlandia juga termasuk dalam pergeseran kebijakan Amerika. "Kami berada di titik kritis lain dari kebangkitan pandemi," kata direktur regional WHO Hans Kluge pekan lalu, memperingatkan bahwa laju penularan di seluruh wilayah itu "sangat memprihatinkan."

"Menurut satu proyeksi yang dapat diandalkan, jika kita tetap pada lintasan ini, kita dapat melihat setengah juta kematian Covid-19 lainnya di Eropa dan Asia Tengah pada Februari tahun depan," kata Kluge.

Menurut dia, 43 dari 53 negara di wilayah itu sedang mengalami krisis kesediaan tempat tidur di rumah sakit untuk penderita Covid-19.

Gelombang Eropa saat ini belum mengakibatkan tingkat kematian setinggi lonjakan musim panas AS. Tetapi itu berfungsi sebagai pengingat sifat siklus pandemi, kata para ahli.

"Situasi di seluruh Eropa diharapkan dalam beberapa hal. Kami mengantisipasi akan ada lonjakan kasus sekitar tahun ini," kata Paul Wilmes, seorang profesor di Luxembourg Center for Systems Biomedicine.

Sejumlah negara dengan tingkat vaksinasi tinggi seperti Spanyol dan Portugal dengan tingkat vaksinasi di atas 80 persen, tidak mencatat lonjakan kasus harian seperti di Eropa umumnya.

Tindakan Presiden AS Joe Biden yang membuat ketentuan wajib vaksin, banyak diikuti negara Eropa yang mulai frustrasi dengan banyaknya penolakan vaksin Covid-19.

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan bulan ini negara itu mengalami pandemi "besar-besaran" dari mereka yang tidak divaksinasi. "Yang benar adalah pasien Covid-19 akan jauh lebih sedikit di [perawatan intensif] jika semua orang yang bisa melakukannya mendapat vaksinasi," katanya.

"Ada semakin banyak pengakuan bahwa orang-orang yang tidak mau berkontribusi untuk memecahkan tantangan pandemi menempatkan orang lain dalam risiko," kata McKee.

"Mereka merusak pemulihan orang lain, dan ada peningkatan ketidaksabaran" terhadap mereka dari politisi dan publik, kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn.

Berita terkait

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

56 menit lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kota di Eropa yang Paling Banyak Memiliki Destinasi untuk Pecinta Seni

5 jam lalu

Kota di Eropa yang Paling Banyak Memiliki Destinasi untuk Pecinta Seni

Sebuah penelitian menyusun daftar kota di Eropa yang memiliki banyak destinasi untuk penggemar seni

Baca Selengkapnya

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

20 jam lalu

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

Tidak hanya di Jerman, Munich juga kota yang paling nyaman berjalan kaki di Eropa

Baca Selengkapnya

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

1 hari lalu

3 Destinasi Terbaik di Eropa untuk Berburu Aurora Borealis

Sepanjang tahun 2024, peluang melihat aurora borealis akan semakin meningkat di beberapa destinasi tertentu

Baca Selengkapnya

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

1 hari lalu

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

Mayoritas penduduk Kaledonia Baru adalah orang Jawa. Kini kolonial Prancis tersebut sedang dilanda kerusuhan terburuk dalam 30 terakhir.

Baca Selengkapnya

Hindari Kerumunan Wisatawan Ini Waktu Terbaik Mengunjungi Malaga

1 hari lalu

Hindari Kerumunan Wisatawan Ini Waktu Terbaik Mengunjungi Malaga

Waktu terbaik untuk menjelajahi Malaga adalah musim semi dan musim gugur, untuk hindari kerumunan musim panas.

Baca Selengkapnya

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

2 hari lalu

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

Prancis memberlakukan keadaan darurat di Kaledonia Baru menyusul kerusuhan yang menewaskan anggota polisi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

3 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya