Pasukan Pemberontak Tigray Perkosa Perempuan Selama Konflik Ethiopia

Reporter

Tempo.co

Rabu, 10 November 2021 20:00 WIB

Seorang perempuan menggendong bayi saat mengantre untuk mendapatkan makanan, di sekolah dasar Tsehaye, yang diubah menjadi tempat penampungan sementara bagi orang-orang yang terlantar akibat konflik, di kota Shire, wilayah Tigray, Ethiopia, 15 Maret 2021. [REUTERS/ Baz Ratner]

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan pemberontak Tigray Ethiopia memperkosa dan melecehkan perempuan di wilayah tetangga Amhara, kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan pada Rabu.

Laporan Amnesty International menekankan konflik yang berlangsung selama setahun antara pemerintah pusat dan pasukan Tigray telah ditandai dengan tuduhan pelanggaran oleh kedua pihak.

Kepala bantuan PBB mengatakan kekerasan seksual telah digunakan sebagai senjata perang.

Juru bicara Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) Getachew Reda mengatakan dia belum membaca laporan Amnesty, tetapi mengatakan kepada Reuters, "Kami menanggapi tuduhan tersebut dengan sangat serius dan kami siap untuk melakukan penyelidikan independen."

Juru bicara pemerintah Legesse Tulu dan juru bicara Amhara Gizachew Muleneh tidak menanggapi permintaan komentar.

Advertising
Advertising

Pasukan Amhara regional memasuki Tigray pada bulan November untuk mendukung tentara pemerintah ketika perang meletus. Milisi Tigray memasuki Amhara pada bulan Juli setelah merebut kembali kendali sebagian besar Tigray, wilayah paling utara Ethiopia.

Enam belas perempuan di kota Amhara Nifas Mewcha mengatakan kepada Amnesty bahwa para kombatan TPLF memperkosa mereka, kata laporan itu, dikutip dari Reuters, 10 November 2021.

"Kesaksian yang kami dengar dari para penyintas menggambarkan tindakan tercela oleh militan TPLF yang merupakan kejahatan perang, dan berpotensi kejahatan terhadap kemanusiaan," kata sekretaris jenderal Amnesty Agnes Callamard.

Sebuah tank rusak selama pertempuran antara Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia (ENDF) dan Pasukan Khusus Tigray berdiri di pinggiran kota Humera di Ethiopia 1 Juli 2021 Foto diambil 1 Juli 2021. REUTERS/Stringer

Seorang korban pemerkosaan berusia 45 tahun mengatakan kepada Amnesty International bahwa empat militan TPLF datang ke rumahnya, meminta kopi.

"Saya mencurigai niat mereka, dan saya menyuruh putri-putri saya masuk," katanya, seraya menambahkan bahwa para pria itu melontarkan hinaan etnis kepadanya dan menyuruhnya untuk memanggil kembali anak-anaknya.

"Salah satu dari mereka mengatakan kepada yang lain untuk berhenti menghina saya. Dia berkata, 'dia adalah ibu kita; kita tidak perlu menyakitinya'," katanya kepada Amnesty. "Mereka memaksanya meninggalkan rumah dan tiga dari mereka tinggal di rumah saya. Kemudian mereka memperkosa saya secara bergiliran."

Amsal Alamrew, kepala kantor urusan perempuan dan anak-anak Nifas Mewcha, mengatakan kepada Reuters bahwa 74 perempuan mengaku mereka diperkosa selama periode sembilan hari yang dicakup oleh laporan Amnesty International. Kemungkinan ada lebih banyak korban yang terlalu takut atau malu untuk melapor, kata Amsal.

Hanya dua perempuan yang diwawancarai Amnesty International yang mencari perawatan medis dasar karena pasukan Tigray telah menjarah fasilitas kesehatan, kata laporan itu.

Korban pemerkosaan di Tigray menghadapi rintangan serupa untuk mendapatkan perawatan, kata Human Rights Watch.

"Pemblokiran bantuan dan layanan penting oleh pemerintah Ethiopia ....mencegah para penyintas kekerasan seksual untuk mendapatkan perawatan pasca-perkosaan yang penting," kata kelompok hak asasi itu dalam sebuah laporan yang dirilis pada Rabu.

Tigray telah kehabisan sekitar 80% obat-obatan esensial dan sebagian besar fasilitas kesehatan tidak berfungsi, kata PBB pekan lalu. Ethiopia telah membantah memblokir bantuan ke Tigray.

Baca juga: Ethiopia Umumkan Status Darurat, Pemberontak Tigray Dekati Addis Ababa

REUTERS

Berita terkait

Kasus Persetubuhan Anak di Tangsel Mandek Hampir 2 Tahun, Kompolnas Bakal Datangi Polda Metro Jaya

11 jam lalu

Kasus Persetubuhan Anak di Tangsel Mandek Hampir 2 Tahun, Kompolnas Bakal Datangi Polda Metro Jaya

Poengky mengatakan, Kompolnas akan mengawal kasus dugaan persetubuhan anak tersebut agar pelaku, yang merupakan staf kelurahan segera ditindak tegas.

Baca Selengkapnya

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

1 hari lalu

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

Nimas Sabella, wanita asal Surabaya, selama 10 tahun diteror pria yang terobsesi dengannya. Kisahnya viral di media sosial

Baca Selengkapnya

Kisah Nimas 10 Tahun Diganggu dan Dikirimi Foto Cabul Pria yang Terobsesi Dengannya

1 hari lalu

Kisah Nimas 10 Tahun Diganggu dan Dikirimi Foto Cabul Pria yang Terobsesi Dengannya

Kisah Nimas Sabella sepuluh tahun diganggu pria viral di media sosial. Polda Jawa Timur pun bergerak

Baca Selengkapnya

Kasus Pembunuhan V dan E di Cirebon 2016, Mabes Polri Beri Arahan untuk Polda Jawa Barat

2 hari lalu

Kasus Pembunuhan V dan E di Cirebon 2016, Mabes Polri Beri Arahan untuk Polda Jawa Barat

Kasus pembunuhan sepasang kekasih VDA dan RR alias E di Cirebon kembali viral seiring kontroversi film Vina: Sebelum 7 Hari

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

3 hari lalu

Perkosa Bayi Berusia 5 Hari, Pria Brasil Dibekuk Polisi

Selain kasus bayi diperkosa, pria Brasil ini juga sedang menghadapi penyelidikan atas percobaan pemerkosaan terhadap seorang remaja

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

4 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Ramai Film Vina, Polda Jabar Masih Cari Pelaku Pembunuhan di Cirebon yang Buron

7 hari lalu

Ramai Film Vina, Polda Jabar Masih Cari Pelaku Pembunuhan di Cirebon yang Buron

Pembunuhan Vina di Cirebon pada 2016 silam, Polisi hingga saat ini masih mencari 3 pelaku yang masih berstatus DPO.

Baca Selengkapnya

Pondok Pesantren di Lombok Barat Dirusak Warga, Diduga Terjadi Pelecehan Santriwati

10 hari lalu

Pondok Pesantren di Lombok Barat Dirusak Warga, Diduga Terjadi Pelecehan Santriwati

Pimpinan pondok pesantren NQW di Lombok Barat diduga melakukan pelecehan terhadap 5 santriwati

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Polri Impor Alat Sadap, Ini Kata Pakar Kepolisian Soal SOP Penyadapan

11 hari lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Alat Sadap, Ini Kata Pakar Kepolisian Soal SOP Penyadapan

Amnesty International Security Lab mengungkap adanya pengadaan alat penyadapan melalui Singapura sepanjang 2019 hingga 2021.

Baca Selengkapnya