Aung San Suu Kyi Didakwa Kasus Prokes, Jurnalis AS Dituduh Teroris

Reporter

Terjemahan

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 10 November 2021 17:55 WIB

Sejumlah pengunjuk rasa turun ke jalan saat ikuti aksi protes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 19 Februari 2021. Aksi demo telah terjadi di sejumlah kota Myanmar. Massa anti kudeta berhari-hari turun ke jalan meneriakkan "Ganyang Kediktatoran Militer" dan "Lepaskan Aung San Suu Kyi". REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Junta Myanmar mendakwa pemimpin demokrasi Aung San Suu Kyi dalam kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan Covid-19, sedangkan jurnalis Amerika Serikat dituduh terlibat terorisme.

Dalam sidang Selasa, 9 November 2021, Aung San Suu Kyi didakwa melanggar pembatasan Covid-19 menjelang pemilihan tahun lalu.

Sebuah sumber pengadilan yang mengetahui kasus tersebut mengatakan bahwa tim hukum untuk penasihat negara yang digulingkan itu mengajukan nama Zaw Myint Aung sebagai saksi.

Suu Kyi dan Zaw Myint Maung didakwa berdasarkan Pasal 25 Undang-Undang Penanggulangan Bencana karena diduga mengabaikan langkah-langkah untuk mencegah penyebaran Covid-19 saat melakukan kegiatan kampanye tahun lalu.

Kedua pemimpin juga menghadapi sejumlah tuduhan lain sejak mereka ditangkap pada 1 Februari sebagai bagian dari kudeta untuk menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin NLD Myanmar.

Advertising
Advertising

Myanmar Now melaporkan, yuduhan terhadap Suu Kyi dalam kasus ini diajukan oleh Tun Myint Aung, mantan sekretaris partai NLD untuk Kotapraja Zabuthiri Naypyitaw yang menuduhnya mengunjungi para pendukung di bangsal Shwe Kyar Pin pada Agustus 2020 yang bertentangan dengan pembatasan Covid-19.

Dia kemudian mengkonfirmasi ke Myanmar Now bahwa dia membuat tuduhan terhadap Suu Kyi setelah didekati oleh otoritas militer.

Berikutnya Dakwaan Baru untuk Jurnalis Amerika

<!--more-->

Danny Fenster, seorang jurnalis Amerika Serikat yang ditangkap ketika akan meninggalkan Myanmar lebih dari lima bulan lalu, sekarang menghadapi tuduhan terorisme, setelah sebelumnya didakwa melakukan penghasutan.

Tuduhan baru, berdasarkan Bagian 124a KUHP dan Bagian 50a dari Undang-Undang Kontra-Terorisme, ditambahkan terhadap Fenster, yang awalnya ditahan karena dituding menghasut kerusuhan terhadap rezim kudeta negara itu.

Keluarga dan teman Danny Fenster di AS telah menyerukan pembebasannya sejak dia ditahan Junta Myanmar pada 24 Mei (Kredit Foto: Bryan Fenstes/Twitter/Myanmar Now)

Pengacaranya, Than Zaw Aung, mengatakan dakwaan baru diajukan di Pengadilan Distrik Barat di Yangon pada Selasa.

“Saya baru mengetahui tuduhan itu secara resmi hari ini. Dia menghadapi total lima kasus sekarang,” katanya kepada Myanmar Now.

Tuduhan penghasutan dan terorisme, yang keduanya membawa hukuman maksimum 20 tahun penjara, adalah yang paling serius yang didakwakan terhadap Fenster sejauh ini.

Pekan lalu, kurang dari sebulan setelah menuduh Fenster melanggar undang-undang keamanan era kolonial, rezim militer menambahkan pelanggaran imigrasi ke dalam daftar dugaan kejahatannya.

Fenster bekerja sebagai redaktur pelaksana Frontier Myanmar yang berbasis di Yangon ketika dia ditahan saat hendak naik pesawat ke AS pada 24 Mei 2021.

Namun, pengacaranya mengkonfirmasi bulan lalu bahwa penangkapannya terkait dengan tugas sebelumnya dengan Myanmar Now, di mana dia bekerja sebagai editor naskah dari pertengahan 2019 hingga Juli 2020.

Myanmar Now merilis pernyataan setelah penangkapan Fenster yang mengklarifikasi bahwa pekerjaannya dengan media tersebut terbatas pada mengedit naskah berbahasa Inggris dan tidak melibatkan tugas editorial senior.

Meskipun demikian, Fenster dilaporkan dimasukkan dalam daftar “editor yang bertanggung jawab” Myanmar Now yang diserahkan kepada rezim oleh Kementerian Informasi setelah mencabut lisensi publikasi outlet untuk liputannya tentang kudeta 1 Februari.

“Dia mengatakan dia tidak tahu bahwa dia ada dalam daftar editor Myanmar Now seperti yang diklaim oleh Kementerian Informasi, dan bahwa dia bahkan tidak mengetahui adanya daftar tersebut,” kata Than Zaw Aung.

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

11 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

15 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

17 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

21 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

23 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

24 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

26 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

26 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

27 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

29 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya