Hari-hari Terakhir Kemal Ataturk Melawan Sirosis Hati, 83 Tahun Lalu

Reporter

Tempo.co

Rabu, 10 November 2021 14:04 WIB

Pemerintah berencana mengganti nama sebuah jalan di Jakarta menjadi Jalan Mustafa Kemal Ataturk, presiden pertama Turki. Langkah ini merupakan aksi balasan terhadap keputusan pemerintah Turki menggunakan nama presiden pertama Indonesia, Soekarno, sebagai nama ruas jalan di depan KBRI Ankara.

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa pekan lalu, muncul wacana untuk menamai jalanan di ibu kota dengan nama Jalan Mustafa Kemal Ataturk. Sontak, hal ini menjadi polemik bagi masyarakat Jakarta. Sebagian masyarakat ada yang mendukung rencanan tersebut dan sebagian lagi ada yang menolak.

Gazi Mustafa Kemal Pasha atau dikenal dengan nama Mustafa Kemal Ataturk adalah seorang perwira militer dan pemimpin revolusi di Turki. Atatürk juga dikenal sebagai pendiri dan presiden pertama bagi Republik Turki. Ia dikenal dengan ideologi sekuler dan nasionalisnya dan masyhur disebut dengan Kemalisme.

Atatürk dilahirkan pada 19 Mei 1981 di Thessaloniki, Yunani dan ia adalah anak dari seorang pegawai kecil yang kemudian menjadi pedagang kayu. Pada awalnya, ia hanya bernama Mustafa saja, sesuaui dengan budaya dan kebiasaan di Turki. Atatürk yang baru berusi tujuh tahun harus ditinggalkan oleh ayahna dan ia dibesarkan oleh ibunya.

Saat ia menginjak usia 12 tahun, Atatürk memutuskan untuk masuk ke sekolah militer di Selanik dan Manastir, keduanya adalah pusat nasionalisme Yunani dan anti-Turki.

Saat belajar di sekolah militer tersebut, ia mendapat tambahan nama Kemal karena kecerdasan akademiknya.

Advertising
Advertising

Pada 1985, Atatürk masuk ke akademi militer di Manastir dan lulus pada 1905 dengan pangkat letnan serta ia ditempatkan di Damaskus. Saat di Damaskus, Atatürk bergabung ke dalam sebuah kelompok rahasia kecil yang terdiri dari banyak perwira yang menginginkan pembaruan serta menjadi penentang Kesultanan Utsmaniyah.

Selanjutnya, pada 1907, Ataturk bergabung ke dalam Komite Kesatuan dan Kemajuan yang biasa dikenal dengan nama Turki Muda. Pada 1908, Ataturk bersama kelompok Turki Muda berhasil merebut kekuasaan dari Sultan Abdul Hamid II dan Ataturk menjadi tokoh militer senior.

Saat Kesultanan Utsmaniyah terlibat di dalam Perang Dunia I dan berada di pihak Jerman, Atatürk ditempatkan di daerah Tekirdag, sekitar Laut Marmara. Setelah perang selesai, Atatürk diangkat menjadi panglima dari semua pasukan yang berada di Turki Selatan. Atatürk bersama gerakan rakyat berhasil mengusir Sekutu dari Turki dan keberhasilan ini membuah Ataturk beserta rakyat Turki menyingkirkan kekuasaan Sultan dengan membuat pemerintahan tandingan di Anatolia.

Kepiawaian Ataturk dalam dunia militer, membuatnya mendapatkan promosi dan ia menjadi kolonel dan ditempatkan sebagai komandan di daerah Gallipoli. Saat itu, ia menjadi pemain penting dalam pertempuran melawan pasukan sekutu dalam Pertempuran Gallipoli.

Saat itu, Ataturk berhasil menahan pasukan sekutu dan membuatnya naik pangat menjadi Brigadir Jenderal dan ia mendaptkan gelar pasya. Selain itu, pengaruh, Atatürk semakin luas dan kuat dan dengan pengaruhnya ini, Atatürk berhasil menggulingkan Kesultanan Utsmaniyah dan merebut kembali iwlayah yang awalnya diserahkan kepada Yunani.

Setelah berhasil menggulingkan Utsmaniyah, Atatürk melakukan konsolidasi politik yang bertujuan untuk menjaga kekuasaannya dan melakukan pembaruan bagi kehidupan rakyat Turki, meliputi ekonomi, sosial, dan politik. Garis politik Atatürk di Turki sangat jelas, ia memisahkan kehidupan agama dan negara.

Oleh karena itu, ia dikenal sebagai salah satu tokoh sekulerisme yang paling berpengaruh. Walapun begitu, Ataurk menghormati situs-situs bersejarah umat Islam di Turki. Di Indonesia, perjuangan Ataturk menjadi inspirasi bagi kaum muda untuk melawan Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda.

Pada 1937, kesehatan Kemal Ataturk semakin memburuk dan pada awal 1938, ketika sedang dalam perjalanan menuju Yalova, ia menderita penyakit serius dan harus pergi ke Istanbul untuk mendapatkan perawatan dan ia didiagnosis menderita sirosis hati. Pada akhirnya, Ataturk mengembuskan napas terakhirnya pada 10 November 1938 di Istana Dolmabahce.

EIBEN HEIZIER

Baca: Mustafa Kemal Ataturk Bakal Jadi Nama Jalan di Menteng, Begini Kata warga DKI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

22 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

1 hari lalu

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

Prabowo mengatakan, pengalamannya di militer tak akan memengaruhi kebijakan di pemerintahan yang bakal dia pimpin.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

2 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

2 hari lalu

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

2 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

3 hari lalu

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

Erdogan mengatakan lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di Turki.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

3 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

Pada 13 Mei 1981, Mehmet Ali Agca menembak Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Kilas balik peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Profil Chora, Sebuah Gereja Kuno yang Diubah Erdogan Menjadi Masjid

4 hari lalu

Profil Chora, Sebuah Gereja Kuno yang Diubah Erdogan Menjadi Masjid

Presiden Erdogan mengubah gereja kuno Chora menjadi masjid, sebuah langkah yang dikritik oleh dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

4 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan enggan mendaftar ke militer.

Baca Selengkapnya

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

6 hari lalu

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

RECONEX adalah latihan bilateral yang dipimpin oleh KORMAR dan USMC bertujuan untuk mempromosikan interoperabilitas anggota marinir

Baca Selengkapnya