Inggris Belum Bersiap Hadapi Ancaman Kenaikan Kasus Coivid-19 di Musim Dingin

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 5 November 2021 08:19 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengocok vaksin COVID-19 Pfizer di pusat vaksinasi Little Venice Sports Centre, di London, Inggris 22 Oktober 2021 .Matt Dunham/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris menghadapi masa genting terkait dengan persiapan penanganan pandemi Covid-19 di musim dingin yang segera datang.

Saat ini saja, angka kasus harian Covid-19 mencapai 40 ribu. Rumah sakit sudah mulai kewalahan. "Kami seperti mati berdiri secara fisik dan mental," kata perawat sebuah rumah sakit di Inggris, Dave Carr, seperti dikutip Reuters, Kamis, 4 November 2021.

"Saya tidak tahu bagaimana keluar dari kekacauan ini. Saya tidak bisa pergi karena rasa bersalah meninggalkan rekan-rekan saya."

Perdana Menteri Boris Johnson telah mencabut pembatasan pandemi Inggris pada Juli lalu dengan keyakinan Layanan Kesehatan Nasional akan dapat mengatasi tekanan setelah kampanye vaksinasi yang berhasil.

Beberapa garda depan kesehatan, ahli virologi, dan pemodel pandemi tidak seyakin Johnson.

Advertising
Advertising

Meskipun rawat inap pasien Covid-19 jauh lebih rendah dari tahun lalu, para ahli mengatakan tekanan akan diperparah oleh virus di musim dingin yang sebelumnya dihentikan oleh penguncian, serta kekebalan vaksin yang mulai memudar.

Sementara kasus baru Inggris telah bertahan di atas 30.000 sehari sejak awal September, vaksin menurunkan angka kematian akibat Covid-19 sampai 90% dibandingkan dengan Januari.

Namun menghadapi musim dingin ini, PM Johnson mungkin harus menerapkan "Rencana B"-nya yakni dengan mewajibkan pemakaian masker, sertifikat vaksinasi dan kembali menerapkan bekerja dari rumah.

Pembatasan yang bisa merusak secara ekonomi tidak mustahil, kata para ilmuwan.

Pemerintah mengatakan fokusnya adalah pada pemberian booster vaksin dan menginokulasi anak berusia 12 hingga 15 tahun. Dikatakan data belum menunjukkan Rencana B diperlukan, meskipun kontingensi sudah siap.

Stephen Griffin, seorang ahli virologi di University of Leeds, memperkirakan bahwa NHS yang didanai negara akan "kewalahan lagi".

"Meskipun Covid tidak membuat ICU kewalahan seperti di masa lalu, masih sekitar sepertiga pasien memerlukannya dan akan terus meningkat," katanya kepada Reuters. "Saya tidak tahu bagaimana mereka mengharapkan staf NHS untuk mengatasinya, secara mental dan fisik."

Langkah terbaru pemerintah Inggris untuk mengatasi melonjaknya kasus harian baru adalah dengan mengeluarkan izin penggunaan Molnupiravir sebagai obat Covid-19 dengan gejala ringan sampai sedang, Kamis, 4 November 2021.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan bulan lalu bahwa Inggris keliru telah membuka lockdown pada 19 Juli. Menurut dia, dunia tidak dapat keluar dari krisis "dalam sekejap".

"Inggris Raya, yang merupakan salah satu negara yang melakukan kampanye vaksinasi Covid-19 dengan sangat cepat, mengabaikan semua kewaspadaan, sekarang menghadapi sekitar 50.000 infeksi harian dan 200 kematian kemarin," katanya kepada anggota parlemen.

Berita terkait

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

51 menit lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

17 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

20 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

1 hari lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

2 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

3 hari lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

4 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

4 hari lalu

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

Silverstone adalah salah satu sirkuit paling ikonik di dunia balap Formula 1.

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

4 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya