Penyelidikan Serangan Drone AS di Kabul: Ada Kesalahan tapi Bukan Kriminal

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 4 November 2021 10:20 WIB

Sebuah rumah tinggal yang hancur setelah serangan diduga roket di Kabul, Afghanistan, 29 Agustus 2021. Ini merupakan serangan kedua dilakukan oleh pasukan AS di Afghanistan sejak bom bunuh diri ISIS menyerang bandara pada hari Kamis, menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil Afghanistan. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan pesawat tak berawak atau drone AS pada Agustus 2021 di Kabul yang menewaskan 10 warga sipil tidak disebabkan oleh kelalaian kriminal tetapi serangkaian kesalahan, termasuk tidak memperhatikan kehadiran seorang anak beberapa menit sebelum tembakan, demikian hasil penyelidikan Inspektorat Jenderal Angkatan Udara AS.

Serangan 29 Agustus itu menewaskan 10 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak, dalam insiden yang sebelumnya disebut militer sebagai "kesalahan tragis".

Awalnya, Pentagon mengatakan serangan itu menargetkan seorang pengebom bunuh diri ISIS yang menjadi ancaman bagi pasukan pimpinan AS di bandara saat mereka menyelesaikan tahap terakhir penarikan dari Afghanistan.

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah seorang pembom bunuh diri ISIS menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil Afghanistan yang berkerumun di luar gerbang bandara untuk bisa meninggalkan Kabul menyusul kemenangan Taliban.

Penyelidikan oleh inspektur jenderal Angkatan Udara mengatakan serangan salah sasaran itu disebabkan oleh kesalahan eksekusi, menafsirkan informasi yang mendukung sudut pandang tertentu, dan gangguan komunikasi.

Advertising
Advertising

"Ini kesalahan yang disesalkan. Ini kesalahan yang diakui," kata Letnan Jenderal Sami Said, inspektur jenderal Angkatan Udara, kepada wartawan, Rabu, 3 November 2021.

Ia mengatakan, ketika memeriksa data dan rekaman video, ditemukan bukti satu anak di dekat sasaran sekitar dua menit sebelum pelatuk ditarik pada serangan drone.

Namun dia menambahkan bahwa dia memperhatikan kehadiran anak itu dengan baik setelah kejadian.

Said tidak merekomendasikan tindakan disipliner tetapi mengatakan akan tergantung pada komandan untuk membuat keputusan tentang tindakan pertanggungjawaban yang harus diambil.

Steven Kwon, salah satu pendiri dan presiden Nutrition and Education International, yang pegawainya menjadi korban salah sasaran, mengatakan penyelidikan itu "sangat mengecewakan dan tidak memadai."

"Menurut Inspektur Jenderal, ada kesalahan tetapi tidak ada yang salah, dan saya bertanya-tanya, bagaimana bisa?" kata Kwon dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters.

Sebelumnya, Pentagon menawarkan ganti rugi berupa uang belasungkawa kepada keluarga 10 warga sipil yang tewas akibat serangan salah sasaran di Kabul, Agustus 2021. Tidak dijelaskan berapa nilai uang duka cita itu,

Berita terkait

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

14 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

2 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya