Jokowi Jadi Pembicara pada Hari Kedua KTT COP 26 Bersama PM Inggris

Reporter

Tempo.co

Selasa, 2 November 2021 19:15 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertegur sapa dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya, 1 November 2021. Boris Johnson menyambut kehadiran Jokowi dalam pertemuan KTT perubahan iklim COP26. Christopher Furlong/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi diminta Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menjadi pembicara dalam World Leaders Summit on Forest and Land Use. Acara itu akan berlangsung pada hari kedua KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau Conference Of Parties ke-26 (COP 26) Konvensi Kerangka Kerja PBB, Selasa, 2 November 2021 waktu setempat.

“Acara Presiden di hari kedua COP26 adalah menjadi pembicara pada World Leaders Summit on Forest and Land Use (konferensi pemimpin dunia yang membahas penggunaan hutan dan lahan)," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangan pers daring disiarkan dari Glasgow, Skotlandia, yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Menlu Retno menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, hanya ada tiga pembicara yang mendapat undangan khusus dari Boris Johnson selaku tuan rumah Konferensi Pemimpin Dunia COP 26. Selain PM Johnson, undangan ditujukan kepada Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Kolombia Iván Duque Márquez.

"Hanya akan ada tiga pembicara atas undangan Perdana Menteri Inggris yaitu Perdana Menteri Inggris kemudian Presiden Kolombia dan Presiden Jokowi," ujar Menteri Retno.

Setelah menjadi pembicara di World Leaders Summit on Forest and Land Use, Presiden Jokowi bersama rombongan akan langsung menuju Bandara Glasgow Prestwick, Skotlandia, untuk kemudian lepas landas menuju Bandara Internasional Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Advertising
Advertising

Presiden Jokowi akan melanjutkan lawatannya ke Uni Emirat Arab untuk memperkuat hubungan kerja sama kedua negara, terutama di bidang perdagangan dan investasi.

Pada hari pertama KTT COP 26, Jokowi telah menyampaikan komitmen dan konsistensi Indonesia untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Jokowi memaparkan kinerja Indonesia, di antaranya telah menurunkan deforestasi dan menanggulangi kebakaran hutan.

Selain itu, Indonesia juga telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare hingga 2024 dan 3 juta lahan kritis antara tahun 2010-2019.

Di sektor energi, Indonesia mengembangkan ekosistem mobil listrik dan pembangunan pembangkit tenaga surya terbesar di Asia Tenggara.

Namun, Presiden Jokowi juga mempertanyakan kontribusi negara-negara maju untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

"Kami, terutama negara yang mempunyai lahan luas hijau dan potensi dihijaukan serta negara yang memiliki laut luas yang potensial menyumbang karbon membutuhkan dukungan dan kontribusi dari negara-negara maju," ungkapnya.

"Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi net-zero emission (emisi bersih) dunia. Pertanyaannya, seberapa besar kontribusi negara maju untuk kami? Transfer teknologi apa yang bisa diberikan? Program apa yang didukung untuk pencapaian target SDGs yang terhambat akibat pandemi?" ujar Presiden Jokowi.

Baca: Jokowi Masuk Daftar Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia

ANTARA

Berita terkait

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

29 menit lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

1 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

2 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

2 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

7 jam lalu

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

Djarot mengatakan Jokowi dan Ma'ruf tidak diundang ke Rakernas PDIP lantaran keduanya sedang sibuk dan menyibukkan diri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

7 jam lalu

Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

Menteri Airlangga mengatakan ada beberapa poin dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 yang direvisi oleh Peresiden Jokowi. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Bos BPJS Kesehatan soal Penerapan Perbedaan Kelas Saat Ini: Mau-maunya Rumah Sakit Sendiri

8 jam lalu

Bos BPJS Kesehatan soal Penerapan Perbedaan Kelas Saat Ini: Mau-maunya Rumah Sakit Sendiri

Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan empat pengertian dari KRIS yang masih dibahas bersama dengan DPR dan lembaga terkait.

Baca Selengkapnya

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

8 jam lalu

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

Ali Ngabalin mengatakan Presiden Jokowi disibukkan dengan seabrek jadwal.

Baca Selengkapnya

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

15 jam lalu

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

Baleg DPR siapa menteri yang ditunjuk presiden untuk membahas RUU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

16 jam lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya