Tiga Wartawan Myanmar Hadapi Dakwaan Terorisme, 53 Jurnalis Ditahan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 28 Oktober 2021 09:15 WIB

Wartawan Myanmar D Myat Nyein (kiri), Pyae Phyo Aung dan Win Naing Oo (kanan) yang didakwa melakukan terorisme oleh Junta Myanmar, 27 Oktober 2021. (Facebook.Myanmar Now)

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga wartawan yang ditahan oleh Junta Myanmar setelah menulis berita dampak kudeta 1 Februari, menghadapi tuduhan terorisme yang dapat membuat mereka dijatuhi hukuman beberapa tahun penjara, kata pengacara kepada Myanmar Now, Rabu, 27 Oktober 2021.

Wartawan tersebut adalah Win Naing Oo, reporter senior Channel Mandalay, serta D Myat Nyein dan Pyae Phyo Aung, reporter Zayar Times.

Ketiganya awalnya didakwa berdasarkan Pasal 505-A KUHP tentang penghasutan. Pengacara Win Naing Oo mengatakan rincian lebih lanjut dari dakwaan baru dari Junta Myanmar terhadap kliennya akan dirilis pada sidang berikutnya pada 5 November 2021.

“Saya mengetahui dari pengadilan bahwa pasal 505 dakwaannya telah diubah menjadi satu di bawah Undang-Undang Anti-Terorisme,” katanya.

Win Naing Oo dijadwalkan hadir pada sidang terkait dengan tuduhan pasal 505-A pada hari Selasa tetapi tidak muncul, kata pengacara.

Advertising
Advertising

Anggota keluarga dan teman-teman dari tiga wartawan mengharapkan mereka akan dibebaskan sebagai bagian dari amnesti junta baru-baru ini setelah diumumkan bahwa orang-orang yang didakwa di bawah pasal 505-A akan dibebaskan.

Pengacara lain mengatakan polisi dan sumber pengadilan telah mengungkapkan bahwa wartawan Zayar Times akan menghadapi tuduhan terorisme, tetapi belum ada informasi rinci yang tersedia.

"Hanya satu dakwaan yang telah diajukan ke pengadilan sejauh ini," kata pengacara itu. "Tuduhan terorisme masih diajukan di kantor polisi, menurut sumber saya."

D Myat Nyein, 25 tahun, ditahan di Penjara Obo di Mandalay sejak 26 Juli 2021 dan telah menghadiri sidang di pengadilan yang didirikan di dalam penjara. Pengacaranya tidak dapat dihubungi untuk rincian lebih lanjut tentang kasus terhadapnya.

Pyae Phyo Aung, 30 tahun, ditangkap pada 11 Oktober dan dijadwalkan menghadiri sidang pertamanya berdasarkan dakwaan 505-A di pengadilan di Kotapraja Sagaing pada 29 Oktober.

Myanmar Now tidak dapat menghubungi kantor polisi di kota Sagaing, tempat Pyae Phyo Aung ditahan.

Zayar Times berhenti terbit pada akhir Juli setelah junta mulai menyasar wartawannya. Pemimpin redaksinya Saw Yan Paing dan dua wartawan lainnya di sana bersembunyi untuk menghindari penangkapan. Tidak jelas apakah ketiga jurnalis yang bersembunyi juga akan menghadapi tuduhan terorisme.

“Sebagai jurnalis kita harus memiliki koneksi dengan kedua belah pihak sehingga kita bisa mendengar cerita dari kedua sisi. Sangat menyedihkan bahwa kami harus menghadapi tuduhan besar seperti itu,” kata salah satu wartawan Zayar Times yang bersembunyi dan tidak mau disebutkan namanya.

Junta telah menangkap sekitar 100 wartawan sejak kudeta Februari dan setidaknya 53 dari mereka masih ditahan pada 1 Oktober, menurut Reporters Without Borders. Sekitar 20 wartawan dibebaskan sebagai bagian dari amnesti pada pertengahan Oktober.

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

10 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

14 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

16 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

20 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

22 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

22 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

25 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

25 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

26 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

28 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya