KTT ASEAN Dimulai Tanpa Perwakilan dari Myanmar

Reporter

Tempo.co

Selasa, 26 Oktober 2021 16:30 WIB

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - KTT ASEAN dimulai hari ini, Selasa, tanpa perwakilan dari Myanmar yang dikuasai junta militer setelah junta menolak mengirim perwakilan non-politik karena penolakan ASEAN mengundang pemimpinnya.

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah mengatakan akan menerima perwakilan non-politik dari Myanmar, tetapi junta militer mengatakan pada Senin mereka hanya akan menyetujui pemimpinnya atau seorang menteri yang hadir.

Ketidakhadiran Myanmar tidak disebutkan oleh Brunei, ketua ASEAN, atau sekretaris jenderal blok 10 anggota, pada pembukaan pertemuan virtual, menurut laporan Reuters, 26 Oktober 2021.

ASEAN memutuskan untuk tidak mengikutsertakan kepala junta Myanmar Min Aung Hlaing, yang memimpin kudeta militer 1 Februari terhadap pemerintah terpilih, karena kegagalannya untuk menghentikan permusuhan, mengizinkan akses kemanusiaan dan memulai dialog dengan lawan politik, sebagaimana disepakati dengan ASEAN pada April.

Setelah pertemuan para pemimpin hari Selasa, Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan di Twitter, dia sepenuhnya mendukung keputusan Brunei tentang perwakilan Myanmar, sementara PM Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan kesepakatan ASEAN dengan Myanmar sangat penting untuk reputasinya .

Advertising
Advertising

"Peran konstruktif ASEAN dalam mengatasi situasi ini sangat penting dan tindakan kami dalam hal ini akan berdampak pada kredibilitas ASEAN di mata masyarakat internasional," kata Prayuth.

KTT ASEAN ke-38 yang diselenggarakan secara virtual, di Bandar Seri Begawan, Brunei 26 Oktober 2021. [REUTERS/Ain Bandial]

Pengasingan Min Aung Hlaing oleh ASEAN merupakan pukulan telak bagi junta, dan juga tindakan langka ASEAN yang biasanya menerapkan prinsip non-intervensi.

Militer Myanmar, yang memerintah negara itu selama 49 dari 60 tahun terakhir, sangat menentang putusan ASEAN, menuduhnya menyimpang dari norma-normanya dan membiarkan dirinya dipengaruhi oleh negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat.

ASEAN mengatakan junta tidak memberikan akses kepada utusan khusus Erywan Yusof untuk menemui pihak yang berseteru, termasuk menemui pemimpin terguling Aung San Suu Kyi, yang didakwa dengan berbagai kejahatan.

Prayuth, mantan pemimpin kudeta di Thailand, mendesak Myanmar untuk mengikuti komitmennya dan agar Erywan bisa berkunjung dan membuat langkah penting pertama dalam proses membangun kepercayaan.

Prayuth berharap Myanmar bisa mempercayai ASEAN dalam membantu Myanmar untuk mencapai perdamaian dan kembali ke proses demokrasi.

Pasukan keamanan Myanmar telah membunuh lebih dari 1.000 warga sipil dan menahan ribuan lainnya, membuat banyak orang disiksa dan dipukuli, menurut utusan PBB, yang mengatakan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh tentara telah membuat puluhan ribu orang mengungsi.

Junta militer Myanmar telah menolak tuduhan itu, menyebutnya bias dan dibesar-besarkan oleh sumber-sumber yang tidak dapat dipercaya, dan mengatakan konflik dipicu oleh "teroris" yang bersekutu dengan bayangan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG).

Baca juga: 4 Polisi dan Tentara Terkena Ledakan setelah Demo Pendukung Junta Myanmar

REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

4 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

8 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

8 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

9 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

12 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya