WHO Susun Rencana Agar Pelecehan Seksual di Kongo Tak Terulang

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 23 Oktober 2021 17:00 WIB

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - WHO pada Kamis, 21 Oktober 2021, menerbitkan rencana agar kesalahan soal pelecehan seksual, yang dilakukan staf WHO dan relawan di Republik Demokratik Kongo, tidak terulang lagi. Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bersumpah akan memastikan bahwa perselingkuhan seperti itu dan penderitaan yang dirasakan oleh para korban akan menjadi katalisator untuk reformasi budaya di WHO.

Sebuah komisi independen pada akhir bulan lalu menyebut sekitar 83 relawan, yang satu perempat dari jumlah tersebut pegawai WHO, terlibat dalam eksploitasi dan pelecehan seksual selama penanganan pandemi Ebola di Kongo pada 2018 – 2020.

“Tidak akan ada kesempatan untuk eksploitasi seksual, tidak ada impunitas jika itu terjadi dan tidak ada toleransi untuk kelambanan,” kata Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan.

Advertising
Advertising

Petugas kesehatan berdiri setelah melewati ruangan pembersihan usai melihat kondisi pasien yang terkena virus ebola di Rumah Sakit di Bwana Suri, Ituri, Kongo, 10 Desember 2018. Sebanyak 18 orang tewas akibat virus ebola yang meluas di Kongo. REUTERS/Goran Tomasevic

Sedangkan juru bicara WHO Tarik Jasarevic pada Jumat, 22 Oktober 2021, mengatakan WHO akan menginvestigasi potensi kemungkinan adanya pengabaian oleh staf senior, di mana oleh komisi independen ini adalah pelanggaran.

WHO sebelumnya sudah memutus kontrak empat pegawai yang teridentifikasi sebagai pelaku dan mengacu pada permintaan otoritas Kongo untuk memprosesnya secara pidana.

Pada akhir pekan lalu, negara-negara pendonor, yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, mendesak WHO agar melakukan investigasi internal secara mendalam untuk mengungkap bagaimana skandal ini bisa sampai terjadi. Tekanan ini tampaknya telah mengarah pada pengawasan lebih lanjut.

“Ini belum berakhir,” kata seorang diplomat dari negara Barat kepada Reuters.

WHO dalam keterangan menjelaskan sedang meminta UN OIOS untuk melakukan sebuah evaluasi dan jika perlu, investigasi lebih lanjut untuk semua kasus dugaan eksploitasi dan pelecehan seksual, yang telah diidentifikasi oleh komisi independen, termasuk mereka yang berstatus pegawai WHO.

Baca juga: Pengungsi Afghanistan di Indonesia Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Sumber: Reuters

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Apa yang Masuk Kategori Pelecahan Seksual?

11 hari lalu

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Apa yang Masuk Kategori Pelecahan Seksual?

Ketua KPU Hasyim Asy'ari telah dilaporkan ke DKPP atas dugaan asusila terhadap seorang perempuan anggota PPLN. Ini aturan pidana pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Berikut Sejumlah Kontroversi Hasyim Asy'ari

12 hari lalu

Ketua KPU Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Berikut Sejumlah Kontroversi Hasyim Asy'ari

Kontroversi Ketua KPU Hasyim Asy'ari, dari pencalonan Gibran sebagai cawapres hingga skandal wanita emas. terakhir dugaan asusila terhadap PPLN

Baca Selengkapnya

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

14 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

21 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

24 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

25 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

27 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya