Otak Pembantaian Rwanda Divonis Seumur Hidup

Reporter

Editor

Kamis, 18 Desember 2008 21:41 WIB

TEMPO Interaktif, Arusha: Pengadilan Pidana Internasional untuk Rwanda (ICTR) hari ini menghukum seumur hidup otak pembantaian orang Rwanda pada 1998 atas perannya dalam genosida yang menelan 800 ribu nyawa itu.

Hakim pengadilan yang disokong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu, Erik Mose, menyatakan bahwa bekas Kepala Staf Kementerian Pertahanan Rwanda Theoneste Bagosora dihukum karena "genosida, kejahatan melawan kemanusiaan dan kejahatan perang."

Namun, Raphael Constant, pengacara Bagosora, langsung menyatakan bahwa kliennya mengajukan banding terhadap vonis yang dianggapnya mengecewakan itu.

Bagosora, 67 tahun, diadili bersama tiga terdakwa lain. Dua di antara mereka, juga bekas perwira militer, juga dihukum penjara seumur hidup. Adapun yang ketiga dibebaskan.

Pengadilan juga memutuskan untuk membebaskan semua terdakwa dari tuduhan berkonspirasi melakukan genosida. "Saya ingatkan bahwa dakwaan konspirasi untuk genosida tidak kuat. Ini penting. Janganlah pertimbangan konspirasi membuat keraguan dalam sejarah Rwanda," kata Constant di Arusha, Tanzania.

Genosida itu melibatkan sekelompok suku Hutu, yang mayoritas di Rwanda, membantai suku Tutsi yang minoritas dan suku Hutu yang moderat selama 100 hari. Pembantaian itu mengejutkan dunia dan komunitas internasional menuding bangsa Barat membiarkannya terjadi tanpa berusaha menghentikannya.

AFP | IWANK

Berita terkait

Emmanuel Macron Minta Maaf, Akui Prancis Terlibat Genosida Rwanda

27 Mei 2021

Emmanuel Macron Minta Maaf, Akui Prancis Terlibat Genosida Rwanda

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakui Prancis terlibat dalam genosida Rwanda yang menewaskan 800.000 Tutsi dan Hutu moderat.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Konflik Rwanda, Genosida dan Perang Saudara

17 Mei 2020

Fakta tentang Konflik Rwanda, Genosida dan Perang Saudara

Kepolisian Paris telah menangkap pria paling dicari di Rwanda, Felicien Kabuga, seorang arsitek genosida yang menewaskan sekitar 800.000 orang.

Baca Selengkapnya

Pria Eks Salesman Pepsi Cola Dinobatkan Jadi Raja Rwanda  

14 Januari 2017

Pria Eks Salesman Pepsi Cola Dinobatkan Jadi Raja Rwanda  

Pria warga Inggris yang pernah menjadi salesman Pepsi Cola ini secara mengejutkan diangkat menjadi Raja Rwanda.

Baca Selengkapnya

Minta Maaf, Gereja Katolik Akui Terlibat Genosida di Rwanda  

22 November 2016

Minta Maaf, Gereja Katolik Akui Terlibat Genosida di Rwanda  

Gereja Katolik meminta maaf atas keterlibatannya melakukan genosida dalam perang saudara di Rwanda tahun 1994 yang menewaskan 800 ribu orang.

Baca Selengkapnya

Bos Genosida Rwanda Ditangkap di London  

23 Juni 2015

Bos Genosida Rwanda Ditangkap di London  

Pernah menjadi utusan pasukan perdamaian PBB.

Baca Selengkapnya

Gorila Mabuk Tonjok Fotografer

9 Februari 2015

Gorila Mabuk Tonjok Fotografer

Gorila seberat 250 kilogram itu mabuk karena kebanyakan
memakan batang bambu. Fotografer jadi korban.

Baca Selengkapnya

Rwanda Kalahkan Indonesia Soal Bersih dari Korupsi

1 November 2014

Rwanda Kalahkan Indonesia Soal Bersih dari Korupsi

Berdasarkan Transparancy International, Rwanda berada di

peringkat 50 teratas sebagai negara yang bersih dari korupsi.

Sedangkan Indonesia di 114.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Rwanda Dihukum di Jerman karena Genosida

19 Februari 2014

Wali Kota Rwanda Dihukum di Jerman karena Genosida

Onesphore Rwabukombe dinilai membantu pembunuhan setidaknya 450 pria, wanita dan anak-anak di kompleks gereja Kiziguro.

Baca Selengkapnya

Panglima Perang Kongo Akhirnya Dibawa ke Den Haag

22 Maret 2013

Panglima Perang Kongo Akhirnya Dibawa ke Den Haag

Bosco Ntaganda, komandan pemberontak yang dijuluki "Terminator" itu, menyerahkan diri ke Kedutaan Besar AS Senin lalu.

Baca Selengkapnya

Rwanda Penjarakan Pemimpin Oposisi

31 Oktober 2012

Rwanda Penjarakan Pemimpin Oposisi

Dituduh terlibat dalam pembunuhan massal pada 1994.

Baca Selengkapnya