Kisah Patung Peringatan Tragedi Tiananmen yang Terancam Digusur dari Hong Kong

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 14 Oktober 2021 08:52 WIB

Mahasiswa mengheningkan cipta selama satu menit di depan patung Pillar of Shame di Universitas Hong Kong, Cina, 4 Juni, 2021. Tragedi Tiananmen merupakan sebuah aksi protes yang dipimpin mahasiswa diadakan di Lapangan Tiananmen di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, antara 15 April dan 4 Juni 1989. REUTERS/Lam Yik

TEMPO.CO, Jakarta - Seniman pembuat patung Pilar Malu, yang menggambarkan kekerasan terhadap demonstran di Lapangan Tiananmen, Beijing, menuding Universitas Hong Kong bergaya mafia ketika akan menyingkirkan monumen itu.

Jens Galschiot meminjamkan patung tembaga dua ton setinggi delapan meter yang disebut "Pilar Malu" itu kepada kelompok masyarakat sipil Aliansi Hong Kong dalam Mendukung Gerakan Demokratik Patriotik di Cina, untuk selama-lamanya.

Setelah kelompok itu dibubarkan bulan lalu dengan beberapa anggota dituduh melakukan pelanggaran keamanan nasional, Universitas Hong Kong mengirim surat kepada aliansi tersebut minggu lalu minta agar memindahkan patung itu dari kampus paling lambat Rabu, 13 Oktober 2021, pukul 5 sore.

"Orang-orang ini dipenjara. Dan mereka mengatakan dalam empat hari Anda harus memindahkannya," kata Galschiot kepada Reuters melalui Zoom, merujuk pada beberapa anggota kelompok yang dipenjara karena protes anti-pemerintah pada 2019.

"Jadi saya pikir ini adalah peringatan, bahwa kami ingin menghancurkan patung ini jika Anda tidak menurunkannya. Jadi ini semacam mafia. Saya benar-benar terkejut."

Advertising
Advertising

"Pilar Malu" setinggi delapan meter karya pematung Denmark Jens Galschiot untuk memberi penghormatan kepada para korban penumpasan Lapangan Tiananmen di Beijing pada 4 Juni 1989 terlihat sebelum dipindahkan ke Universitas Hong Kong ( HKU) di Hong Kong, Tiongkok, 12 Oktober 2021. REUTERS/Tyrone Siu

Universitas Hong Kong mengatakan dalam tanggapan email kepada Reuters bahwa pihaknya masih mencari nasihat hukum mengenai pengelolaan patung dan "bekerja dengan pihak terkait untuk menangani masalah ini dengan cara yang sah dan wajar".

Patung itu telah dipajang di universitas selama lebih dari dua dekade, dan merupakan salah satu dari sedikit simbol publik yang tersisa dari tindakan keras Pemerintah Cina di Lapangan Tiananmen Beijing lebih dari 30 tahun lalu. Tindakan represif terhadap pengunjuk rasa pro-demokrasi ini merupakan topik tabu di daratan Cina.

Patung itu, yang menurut perkiraan Galschiot bernilai sekitar 1,2 juta euro (hampir Rp 20 miliar) menggambarkan lusinan tubuh robek dan terpelintir melambangkan mereka yang terbunuh.

Cina tidak pernah memberikan laporan lengkap tentang penumpasan 1989. Korban tewas yang diberikan oleh para pejabat beberapa hari kemudian adalah sekitar 300, kebanyakan dari mereka adalah tentara. Tetapi kelompok hak asasi dan saksi mata mengatakan ribuan orang mungkin telah tewas.

Galschiot mengatakan dia telah menghubungi universitas untuk menjelaskan bahwa dia adalah pemilik patung itu dan menawarkan bantuan dengan apa yang dia sebut sebagai "operasi rumit" untuk memindahkannya.

"Ini adalah properti saya, jadi jika mereka menghancurkannya, maka kami akan mengambil tindakan. Saya pikir masih ada beberapa sistem hukum di Hong Kong untuk melindungi properti pribadi," katanya.

Patung itu masih berada di kampus universitas pada saat batas waktu pemindahannya lewat pada hari Rabu, ketika sebagian besar pusat keuangan global ditutup karena topan.

Baca juga 9 Aktivis Hong Kong Divonis Hingga 10 Bulan Penjara karena Peringatan Tiananmen

Berita terkait

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

2 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

3 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

3 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

3 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

4 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

4 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

5 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

5 hari lalu

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

Smartphone Huawei seri Pura 70 dinilai hampir menjadi simbol kemandirian Cina menghadapi tekanan sanksi dari Amerika. Chip masih titik terlemah.

Baca Selengkapnya