Pengungsi Afghanistan Ingin Kembali ke Negara Asal

Reporter

Tempo.co

Selasa, 12 Oktober 2021 20:00 WIB

Seorang anak pengungsi internal dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumahnya karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afganistan, tidur di taman umum yang mereka gunakan sebagai tempat berlindung di Kabul, Afganistan, 10 Agustus 2021.[REUTERS/Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian warga Afghanistan yang mengungsi ke sejumlah negara di dunia, diantaranya Inggris dan India, berharap bisa segera pulang ke rumah mereka di Afghanistan.

Para pengungsi Afghanistan yang berada di Inggris sekarang sedang menjalani program pemukiman kembali, yang digagas oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, pada Agustus 2021. Program ini untuk membantu pengungsi Afghanistan, yang melarikan diri dari rezim Taliban.

“Membangun kembali kehidupan mereka, mencari pekerjaan, melanjutkan pendidikan dan berbaur dengan masyarakat lokal,” ujar Johnson.

Advertising
Advertising

Akan tetapi, sekarang ini ada permasalahan kurangnya fasilitas perumahan, sekitar 7 ribu pengungsi harus tinggal di hotel. Kementerian Dalam Negeri Inggris belum bisa memberikan kepastian waktu kapan mereka bisa mendapatkan akomodasi yang permanen.

“Mereka bisa berada di sana selama berbulan-bulan,” kata Kepala bidang kepegawaian di Kementerian Dalam Negeri Inggris dihadapan anggota parlemen bulan lalu.

Keluarga pengungsi dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afganistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afganistan, 10 Agustus 2021.REUTERS/Stringer]

Seorang dokter yang bertugas merawat para pengungsi mengatakan kepada The Guardian bahwa beberapa pengungsi mengalami stres karena kondisi yang tidak memadai. Mereka perlu pengobatan.

“Ada beberapa pasien yang mengatakan kepada saya bahwa mereka ingin pulang. Seorang pria, yang berusia 67 tahun, terus berkata: ‘Saya tidak tahan lagi. Saya harus keluar dari kamar [hotel] ini.”

Sebelumnya pada Agustus 2021, seorang anak laki-laki, 5 tahun, yang melarikan diri dari Afghanistan bersama keluarganya, jatuh dari kamar hotel di lantai sembilan. Balita itu dan keluarganya, masuk dalam daftar program pemukiman kembali.

Sementara itu, pemerintah Pakistan telah mengeluarkan sekitar 50 visa untuk warga negara Afghanistan yang tinggal di India dan akan memproses lebih banyak berdasarkan kasus per kasus.

Sumber di Pemerintah Pakistan mengatakan Islamabad juga telah memfasilitasi pengangkutan jenazah delapan warga negara Afghanistan melalui perbatasan Attari-Wagah.

Pekan lalu, mantan Perdana Menteri Afghanistan, Ahmad Shah Ahmadzai, yang selama ini berlindung di India, memutuskan kembali ke Kabul melalui perbatasan Wagah. Ia pulang bersama istri dan putranya melalui perjalanan yang difasilitasi oleh komisi Tinggi Pakistan di New Delhi.

Ahmadzai pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Afghanistan periode 1995-1996 di bawah rezim Presiden Burhanuddin Rabbani. Dia tinggal di pengasingan sejak Taliban berkuasa di negara itu pada 1996.

Diperkirakan ada 106 warga negara Afghanistan, datang ke India sebelumnya karena alasan medis. Mereka sudah pulang ke rumah mereka di Afghanistan pada Sabtu, 8 Oktober 2021 dengan maskapai Mahan Air Iran yang singgah di Teheran. Mahan Air mengoperasikan penerbangan reguler dari Teheran ke Kabul.

“Kami mengharapkan lebih banyak penerbangan seperti itu dalam beberapa minggu mendatang untuk mengembalikan semua warga Afghanistan yang terlantar,” ujar Abdulhaq Azad, Sekretaris Pers, Kedutaan Besar Afghanistan di India.

Sejumlah pengungsi Afghanistan tertekan karena tak punya uang sehingga diusir dari apartemen sewaan mereka di New Delhi setelah tidak sanggup membayarnya uang sewa selama berbulan-bulan.

Sejak Taliban kembali berkuasa, ekonomi Afghanistan terhenti. Orang-orang menjual barang-barang rumah tangga mereka karena tidak memiliki pekerjaan, gaji telah terhenti dan tingkat kemiskinan melonjak tanpa bantuan internasional.

“Ketika situasi di rumah (Afghanistan) menjadi jauh lebih buruk dibanding kami meninggalkannya enam bulan lalu, kami tidak punya pilihan selain tetap meninggalkan India. Sebab kami memiliki rumah dan keluarga di sana yang menunggu kami kembali. Selain itu, di sini kami tidak mendapatkan bantuan. Jadi kami ingin kembali secepatnya,” kata seorang warga negara Afghanistan, yang tidak ingin disebutkan namanya.

Menurut sumber diplomatik Afghanistan, sebanyak 600-700 warga negara Afghanistan telah mendaftar ke Kedutaan Besar Afghanistan di New Delhi agar bisa kembali ke negara asal mereka.

Sumber mengatakan koordinasi antara kedutaan, Komisi Tinggi Pakistan dan Kedutaan Besar Iran bersama dengan pemerintah India, sedang mencoba untuk memfasilitasi perjalanan beberapa warga yang ingin pulang ke Afghanistan.

Kedutaan Besar Afghanistan di India, sekarang telah membuat kesepakatan dengan Mahan Air untuk bisa mengirim warga negara Afghanistan yang tersisa. Namun, harga tiketnya sekitar $700 hingga $850 (Rp 9,9 juta), yang tidak dapat dibeli oleh banyak orang.

Kedutaan Besar Afghanistan di India juga telah mengajukan permintaan kepada pemerintah India agar membuka penerbangan sewaan dari Delhi ke Ibu Kota Kabul untuk memulangkan orang-orang ini. Namun sejauh ini belum ada keputusan.

Baca juga: Percaya Pemerintah Racuni Warga dengan Vaksin Covid-19, Pria Ini Bunuh 3 Orang

Afifa Rizkia Amani | The Print | Insider

Berita terkait

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

6 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

1 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

1 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

1 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

1 hari lalu

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

Media asing menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Pandjaitan soal tawaran kewarganegaraan ganda

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

3 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

3 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

3 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya