Kisah Pilot Afghanistan, Hamil Tua dan Tersandera di Tajikistan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 7 Oktober 2021 10:05 WIB

Kapten Niloofar Rahmani (23 tahun), merupakan pilot perempuan pertama di kemiliteran Afganistan sejak kejatuhan rezim Taliban. Ia mendaftar dalam pelatihan militer AU Afghanistan sejak berusia 18 tahun pada 2010 lalu. Turkiyegazetesi.com.tr

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pilot wanita Afghanistan, yang sedang hamil tua, menghadapi ketidakpastian dalam pelariannya di Tajikistan.

Wanita berusia 29 tahun, yang meninggalkan Afghanistan begitu Taliban mengambil alih Kabul pada Agustus lalu, tak bisa memeriksakan kandungannya ke rumah sakit.

Ia bersama sekitar 140 personel militer Afghanistan ditempatkan di sebuah sanatorium di pedesaan oleh pemerintah Tajikistan. Semua dokumen dan ponsel disita. Ia bisa bercerita tentang kondisinya kepada Reuters dengan telepon seluler yang bisa disembunyikan.

"Saya benar-benar khawatir tentang bayi saya," kata pilot Angkatan Udara, yang situasinya pertama kali dilaporkan oleh Reuters pada September.

Ia diperkirakan akan melahirkan pada pertengahan November, namun pihak berwenang Tajik menolak permintaannya untuk dipindahkan lebih dekat ke rumah sakit yang berjarak satu jam atau lebih, katanya.

"Mereka berkata, 'Tidak. Ketika waktu melahirkan Anda tiba, kami akan membawa Anda ke rumah sakit dan membawa Anda kembali ke sini'," kata wanita yang beruntung karena bisa mengungsi bersama suaminya.

Ia yang bersama kelompoknya ditahan di Tajikistan selama hampir dua bulan, berharap Amerika Serikat membantu mereka keluar untuk diproses dengan status pengungsi di Amerika. Tetapi untuk alasan yang tidak jelas, hal itu belum terjadi.

Mereka mengatakan pihak berwenang Tajik terus menyuruh mereka menunggu.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada sidang kongres pekan lalu bahwa dia prihatin dengan pilot di Tajikistan dan akan bekerja dengan Departemen Luar Negeri untuk "melihat apakah kita dapat mengatasi ini."

Anggota Kongres dari Partai Republik Austin Scott, yang mengangkat kasus pilot hamil selama persidangan, menyatakan frustrasi dengan penanganan Departemen Luar Negeri atas kasus ini.

Dia mengatakan, pejabat Kementerian Luar Negeri AS bahwa pemerintah Tajik "sangat menyadari kondisi pilot yang hamil" dan bahwa siapa pun yang membutuhkan layanan medis darurat akan dibawa ke fasilitas medis setempat.

"Selain itu, mereka sama sekali tidak membantu dengan semua ini," kata Scott kepada Reuters.

Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa pihaknya "berkoordinasi dengan pemerintah Tajikistan" mengenai masalah tersebut tetapi menolak untuk menjelaskan penundaan atau mengapa pilot ditahan.

Advertising
Advertising

Kedutaan Besar AS di Dushanbe mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengunjungi kelompok itu dan, pada saat itu, "pilot melaporkan diperlakukan dengan baik dan kondisinya manusiawi."

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan Departemen Pertahanan dan Luar Negeri AS bekerja sama secara erat "saat kami mengejar opsi yang tepat untuk pilot ini."

"Kami percaya kami berutang kepada individu-individu pemberani dan keluarga mereka untuk melakukan apa yang kami bisa untuk membantu mereka pindah," kata Kirby kepada Reuters.

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan sulit untuk mendapatkan akses ke penampungan pilot itu.

Kementerian Kesehatan Tajikistan menolak untuk menjawab pertanyaan spesifik dari Reuters tentang situasi atau penundaan tersebut, tetapi mengatakan sanatorium itu dikelola oleh pekerja medis.

Pilot Afghanistan yang dilatih AS dan berbahasa Inggris termasuk di antara target terbesar Taliban selama perang. Mereka membawa kabur pesawat Angkatan Udara Afghanistan ke Tajikistan dan Uzbekistan.

AS berhasil membawa rombongan di Uzbekistan untuk ke Amerika.

Berita terkait

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

2 jam lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

3 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

5 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Skuad Shin Tae-yong Punya 3 Modal Penting

11 jam lalu

Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024, Skuad Shin Tae-yong Punya 3 Modal Penting

Duel timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 akan digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Senin, 29 April.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

16 jam lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

23 jam lalu

Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

Uzbekistan akan menjadi lawan Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

1 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya