Tumpahan Minyak di Lepas Pantai California Diduga karena Pipa Bocor oleh Jangkar

Reporter

Tempo.co

Rabu, 6 Oktober 2021 15:00 WIB

Pekerja menutup pintu masuk ke pelabuhan Pantai Newport saat tumpahan minyak besar di lepas pantai California bergerak ke selatan dalam arus laut, menuju Pantai Newport, California, AS, 4 Oktober 2021. [REUTERS/Mike Blake/File Photo]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah bagian dari pipa minyak yang bocor di lepas pantai California Selatan tergeser 32 meter di dasar laut, kata para pejabat pada Selasa, memicu spekulasi bahwa jangkar kapal mungkin telah menyebabkan tumpahan minyak.

Pengungkapan itu datang ketika Penjaga Pantai AS dan perusahaan pengeboran Amplify Energy Corp sedang berada dalam pengasan karena respons lambat mereka untuk menanggapi tumpahan minyak. Pelaut pertama kali melaporkan melihat tumbahan minyak di dalam air pada Jumat malam, tetapi pemberitahuan resmi tidak datang sampai hari Sabtu sekitar tengah hari.

Sekitar 3.000 barel minyak mentah tumpah ke Samudra Pasifik, membunuh satwa liar, mengotori garis pantai dan memaksa para pejabat untuk menutup pantai di kota-kota Pantai Huntington, Pantai Newport, dan Pantai Laguna di Orange County, tepat di selatan Los Angeles, dikutip dari Reuters, 6 Oktober 2021.

Minyak tampaknya telah bocor melalui lubang 33 cm di pipa dengan bergeser 32 meter dari tempat seharusnya, menurut Martyn Willsher, kepala eksekutif Amplify Energy. Amplify memiliki pipa dan rig yang terhubung.

Di semua bagian 1,2 km dari pipa sepanjang 28,5 km bergeser ke samping, seperti yang ditemukan oleh kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh, kata Kapten Penjaga Pantai AS Rebecca Ore.

Advertising
Advertising

Gubernur California Gavin Newsom mengatakan kecelakaan itu menggarisbawahi risiko ketergantungan pada bahan bakar fosil.

"Kita perlu tumbuh dan keluar dari ketergantungan ini," kata Newsom pada konferensi pers terpisah di Huntington Beach, dan mempromosikan alternatif energi terbarukan.

Seorang pekerja tercermin di air muara setelah tumpahan minyak besar di lepas pantai California mendarat di Huntington Beach, California, AS, 4 Oktober 2021. [REUTERS/Mike Blake/File Photo]

Seorang pelaut pertama kali melaporkan tumpahan minyak di permukaan air kepada pihak berwenang pada Jumat malam, tetapi informasi itu "tidak meyakinkan," kata Ore, kapten Penjaga Pantai.

Citra satelit dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional pemerintah federal mengonfirmasi keberadaan minyak di perairan beberapa jam kemudian, tambah Ore.

Tom Umberg, seorang Senator negara bagian yang mewakili wilayah pesisir, mengatakan pada konferensi pers bahwa para pejabat perlu menjelaskan mengapa tanggapan darurat tertunda dan apakah pipa telah diperiksa secara memadai.

"Sangat sulit bagi kami untuk memahami bagaimana ini bisa terjadi," kata Umberg.

Pantai Huntington, yang mengiklankan dirinya sebagai Surf City USA, adalah salah satu tempat langka di California Selatan di mana anjungan minyak terlihat dari pantai.

Willsher, CEO Amplify, menolak untuk berspekulasi tentang penyebabnya, sehari setelah dia menyebut pipa mungkin rusak oleh jangkar kapal.

"Saya di sini bukan untuk berspekulasi tentang penyebabnya. Akan ada penyelidikan penuh," kata Willsher. "Jelas pipa telah bergeser. Ini adalah pipa baja 16 inci yang tebalnya setengah inci dan ditutupi beton satu inci. Bergeser 32 meter adalah kejadian yang tidak lazim."

Jaringan pipa berada di sepanjang dasar laut dari platform Elly, sekitar 14,5 km lepas pantai di kedalaman 77 meter, kemudian menuju pelabuhan. Pada hari Selasa, Departemen Perhubungan AS mengatakan seluruh pipa harus tetap ditutup sampai diperintahkan untuk dibuka kembali.

Jika jangkar kapal merusak pipa, itu mungkin akibat dari pandemi global. COVID-19 menyebabkan penurunan besar dalam pengiriman, dan kemudian penundaan lama karena permintaan konsumen pulih.

Ada 63 kapal kontainer di Teluk San Pedro menunggu untuk dibongkar di pelabuhan Los Angeles dan Long Beach, menurut Marine Exchange of Southern California.

Sebelum pandemi, biasanya tidak ada lebih dari satu kapal kontainer yang berlabuh di teluk, menurut Kapten Kip Louttit dari Marine Exchange.

Kebocoran akibat jangkar adalah penjelasan yang masuk akal, kata dua mantan karyawan Amplify yang meminta untuk tidak disebutkan namanya. Mereka mencatat insiden jangkar telah merusak pipa lepas pantai sebelumnya.

Kelompok pengawas lingkungan SkyTruth mengatakan citra satelit dari 1 Oktober, sehari sebelum tumpahan minyak dilaporkan, menunjukkan kapal kargo berlabuh di dekat daerah di mana pipa berjalan, menurut peta pemerintah.

Baca juga: Minyak Tumpah, MA Izinkan Warga Nigeria Gugat Shell

REUTERS

Berita terkait

Frank Sinatra Berpulang 26 Tahun Lalu, Ini 5 Lagu Populernya Salah Satunya Jadi OST Squid Game

2 hari lalu

Frank Sinatra Berpulang 26 Tahun Lalu, Ini 5 Lagu Populernya Salah Satunya Jadi OST Squid Game

Salah satu lagu Frank Sinatra menjadi soundtrack atau OST serial populer asal Korea Selatan, Squid Game. Ini lagu top lainnya.

Baca Selengkapnya

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

3 hari lalu

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

Kementerian ESDM menyatakan sektor minyak dan gas atau migas di Indonesia masih menjanjikan.

Baca Selengkapnya

80 Tahun George Lucas Si Bapak Star Wars, Ini Profilnya

4 hari lalu

80 Tahun George Lucas Si Bapak Star Wars, Ini Profilnya

George Lucas produksi film Star Wars pertamanya pada 1977. Kini, usianya 80 tahun tapi ia terus berkarya dan meneguhkan dirinya sebagai filantropi.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

5 hari lalu

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

Kementerian ESDM membuka penawaran sebanyak lima wilayah kerja minyak dan gas (migas) pada lelang Wilayah Kerja (WK) Migas Tahap I Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Glencore Bakal Akuisisi Aset Minyak Shell di Singapura, Target Rampung Akhir Tahun Ini

8 hari lalu

Indonesia-Glencore Bakal Akuisisi Aset Minyak Shell di Singapura, Target Rampung Akhir Tahun Ini

Tercapainya kesepakatan mengakuisisi aset minyak Shell di Singapura semakin memperkuat ketahanan bisnis PT Chandra Asri Pacific Tbk.

Baca Selengkapnya

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

12 hari lalu

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

Laba bersih meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

15 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

17 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

19 hari lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

23 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya