Erdogan Buka 1.000 Pasar Baru di Seluruh Turki untuk Hadapi Inflasi Dua Digit
Reporter
Tempo.co
Editor
Eka Yudha Saputra
Senin, 4 Oktober 2021 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Ahad mengatakan Turki telah memerintahkan koperasi pertanian untuk membuka sekitar 1.000 pasar baru di seluruh negeri untuk memberikan harga yang sesuai untuk barang-barang konsumen dalam menghadapi inflasi tahunan yang tembus hampir 20%.
Konstruksi akan segera dimulai di toko-toko untuk menyediakan barang murah dan berkualitas tinggi kepada Turki dan untuk menyeimbangkan pasar, katanya, setelah harga konsumen naik ke level jauh di atas target resmi 5%.
Frustrasi oleh inflasi dua digit dan jajak pendapat yang merosot, pemerintah Partai AK Erdogan kembali menuding supermarket dan membuka penyelidikan terhadap potensi harga eksploitatif.
"Kami memerintahkan sekitar 1.000 dari bisnis ini untuk dibuka di sekitar Turki, masing-masing mulai dari 500 meter persegi," kata Erdogan saat kunjungan ke unit koperasi kredit pertanian di Istanbul, dilaporkan Reuters, 4 Oktober 2021.
"Ini adalah tempat di mana harga sesuai dengan anggaran warga kita," katanya tentang gerai komersial.
Inflasi makanan tahunan hampir 30%, lonjakan harga komoditas global dan depresiasi tajam mata uang lira telah mendorong inflasi lebih tinggi sepanjang tahun.
Inflasi tetap dalam dua digit selama sebagian besar dari lima tahun terakhir, memakan pendapatan rumah tangga dan membuat Turki memiliki selisih jauh dari rekan-rekan pasar negara berkembang.
Analis mengatakan kredibilitas bank sentral yang terkuras terutama harus disalahkan atas masalah inflasi Turki. Erdogan memecat tiga gubernur bank terakhir karena ketidaksepakatan kebijakan.
Di bawah tekanan dari presiden untuk stimulus, bank secara tak terduga memangkas suku bunga utamanya sebesar 100 basis poin menjadi 18% bulan lalu, mengirim lira ke rekor terendah, Reuters melaporkan.
Namun dalam beberapa pekan terakhir, pemerintah memulai inspeksi tingkat tinggi terhadap supermarket terbesar di Turki karena menetapkan harga yang tidak masuk akal. Turki bahkan menyelidiki beberapa harga sarapan restoran di provinsi timur Van.
Wakil Presiden Fuat Oktay pada Sabtu memaparkan peningkatan produksi pangan di desa-desa sangat penting untuk mencegah harga yang eksploitatif.
Pada awal 2019, di tengah krisis mata uang yang menyebabkan inflasi melonjak, pemerintah Turki membuka pasar sendiri untuk menjual sayuran dan buah-buahan murah secara langsung, memotong pengecer yang dituduhnya menaikkan harga.
Baca juga: Kaum Sekuler Turki Kritik Erdogan karena Pakai Agama untuk Dongkrak Citra
REUTERS