Aljazair Geram, Macron Sebut Sejarah Negara Itu Ditulis Tidak Sesuai Kebenaran

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 4 Oktober 2021 00:02 WIB

Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Berlin, Januari 2020. (Algeria Press Service)

TEMPO.CO, Jakarta - Aljazair memanggil duta besarnya untuk Prancis gara-gara tersinggung atas ucapan Presiden Emmanuel Macron.

"Menyusul komentar dari sejumlah sumber yang dihubungkan dengan Macron, Aljazair menyatakan mutlak menolak campur tangan yang tak dapat diterima menyangkut urusan dalam negeri," demikian dinyatakan kantor presiden Aljazair, Sabtu, 2 Oktober 2021.

"Dihadapkan dengan situasi yang sangat tidak dapat diterima akibat pernyataan-pernyataan tak bertanggung jawab ini, Presiden Abdelmadjid Tebboune memutuskan untuk segera memanggil duta besar tersebut," kata kantor itu.

Menurut kantor presiden Aljazair, pernyataan-pernyataan itu --yang belum disanggah oleh otoritas Prancis, menyakiti syuhada Aljazair yang memperjuangkan kemerdekaan dari Prancis.

"Pernyataan-pernyataan itu merupakan serangan yang tak bisa diterima terhadap kenangan pada para syahid," katanya.

Aljazair menuduh Prancis melakukan "genosida" saat menjajah negara di Afrika Utara itu.

Selain menarik dubesnya, menurut Al Jazeera, Aljazair juga melarang pesawat militer Prancis melintas di wilayah udaranya pada hari Minggu.

Jet Prancis secara teratur terbang di atas wilayah Aljazair untuk mencapai wilayah Sahel di Afrika barat, di mana tentaranya membantu memerangi kelompok bersenjata sebagai bagian dari operasi Barkhane.

"Pagi ini ketika kami mengajukan rencana penerbangan untuk dua pesawat, kami mengetahui bahwa Aljazair telah melarang penerbangan pesawat militer Prancis di atas wilayah mereka," kata juru bicara militer Prancis Kolonel Pascal Ianni kepada kantor berita AFP.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan keputusan itu tidak mempengaruhi operasi atau misi intelijen yang dilakukan di Sahel.

Pemerintah dan militer Aljazair tidak segera memberikan komentar tentang penutupan wilayah udara.

Kegeraman Aljazair bermula dari pernyataan Macron yang dikutip Harian Prancis Le Monde selama pertemuan dengan keturunan Aljazair Prancis dari Harkis, orang Aljazair yang bertempur di pihak Prancis selama perang kemerdekaan Aljazair, Kamis lalu.

Menurut Le Monde, Macron mengatakan Aljazair diperintah oleh “sistem politik-militer” dan menggambarkan “sejarah resmi” negara itu telah “ditulis ulang” menjadi sesuatu yang “tidak didasarkan pada kebenaran” tetapi “pada wacana kebencian terhadap Prancis”.

Surat kabar itu menambahkan bahwa presiden Prancis menjelaskan bahwa dia tidak mengacu pada masyarakat Aljazair secara keseluruhan tetapi pada elit penguasa.

Kemarahan Aljazair makin memuncak karena Prancis sebelumnya secara tajam mengurangi jumlah visa yang diberikannya kepada warga negara Aljazair, Maroko, dan Tunisia.

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

3 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

10 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

14 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

DK PBB akan Putuskan Keanggotaan Penuh Palestina Hari ini, AS Ancam Veto?

18 hari lalu

DK PBB akan Putuskan Keanggotaan Penuh Palestina Hari ini, AS Ancam Veto?

AS secara aktif berupaya mencegah rancangan resolusi yang mendukung pemberian keanggotaan penuh di Dewan Keamanan PBB untuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Klaim Keanggotaan Penuh PBB Tak akan Bantu Palestina Jadi Negara

18 hari lalu

Amerika Serikat Klaim Keanggotaan Penuh PBB Tak akan Bantu Palestina Jadi Negara

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB menilai keanggotaan penuh PBB tidak akan membantu Palestina memperoleh status kenegaraan.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

19 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

27 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya