Amerika Serikat Tangkap Narator Video ISIS Berbahasa Inggris

Reporter

Tempo.co

Minggu, 3 Oktober 2021 08:30 WIB

Sebelumnya rekaman pemenggalan dua jurnalis Amerika Serikat, James Foley dan Steven Sotloff, dirilis ISIS bulan lalu. REUTERS/SITE Intel Group via Reuters TV

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Sabtu menahan dan mendakwa seorang pria Kanada kelahiran Arab Saudi yang menjadi narator video ISIS berbahasa Inggris.

Jaksa menuduh Mohammed Khalifa melemparkan granat dalam pertempuran dan bekerja dengan propagandis yang mempublikasikan pemenggalan kepala sandera termasuk jurnalis AS James Foley.

Departemen Kehakiman AS mengidentifikasi Mohammed Khalifa sebagai "tokoh terkemuka" di unit media berbahasa Inggris dari Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS, menurut laporan Reuters, 3 Oktober 2021.

Departemen Kehakiman mengatakan Khalifa menarasikan video perekrutan berbahasa Inggris dan merupakan seorang militan di medan perang sebelum dia ditangkap pada 2019 oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS.

Mohammed Khalifa, seorang warga Kanada kelahiran Saudi berusia 38 tahun, ditangkap oleh Pasukan Demokrat Suriah pada Januari 2019 setelah baku tembak di mana ia melemparkan granat. Khalifa baru-baru ini dipindahkan ke FBI, kata pernyataan Departemen Kehakiman AS, CNN melaporkan.

Advertising
Advertising

Pada Sabtu dakwaan terhadapnya dibuka di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Virginia.

Pria bertopeng yang memenggal Steven Sotloff diduga merupakan orang yang sama pada video pemenggalan James Foley. Pria ini dikenal dengan sebutan Jihadis John yang berbicara dengan logat Inggris. REUTERS/Islamic State via Reuters TV

Penjabat Jaksa AS untuk Distrik Timur Virginia, Raj Parekh, menyebut Khalifa sebagai "suara di balik kekerasan ISIS".

"Melalui peran utamanya dalam menerjemahkan, menarasikan, dan memajukan propaganda online ISIS, Khalifa mempromosikan kelompok teroris, melanjutkan upaya perekrutannya di seluruh dunia, dan memperluas jangkauan video yang mengagungkan pembunuhan mengerikan dan kekejaman ISIS tanpa pandang bulu," kata Parekh.

ISIS mengejutkan dunia setelah merilis video tahun 2014 tentang pemenggalan kepala jurnalis AS James Foley dan Steven Sotloff, dan pekerja bantuan Inggris Alan Henning dan David Haines. Jaksa AS menuduh Khalifa bekerja di unit yang mempublikasikan video tersebut.

Jika terbukti bersalah, Khalifa menghadapi hukuman penjara seumur hidup.

Khalifa diduga telah bekerja dengan ISIS selama sekitar enam tahun setelah melakukan perjalanan ke Suriah pada tahun 2013 untuk menjadi militan asing dan bekerja di Bagian Media Bahasa Inggris, menceritakan dan menerjemahkan untuk propaganda.

Secara keseluruhan, Khalifa menerjemahkan dan meriwayatkan sekitar 15 video ISIS, termasuk dua video kekerasan yang banyak dilihat berjudul "Flames of War," kata Departemen Kehakiman. Dia mengakui kepada FBI pada Maret 2019 bahwa dia adalah narator video "Flames of War" tahun 2014 dan 2017, menurut pengaduan pidana yang dibuka pada Sabtu.

Khalifa juga diduga menarasikan serangkaian video yang mendorong calon-calon anggota untuk bergabung dengan ISIS dan melakukan serangan teror terhadap non-Muslim, kata pengaduan tersebut.

Baca juga: ISIS Diduga Bisa Bangkit Lagi di Afghanistan dalam 36 Bulan

REUTERS | CNN

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

13 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

13 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

13 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

14 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

16 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

17 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya