Tokoh Rohingya Ditembak Mati di Kamp Pengungsi Bangladesh

Reporter

Tempo.co

Kamis, 30 September 2021 13:32 WIB

Pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di pesisir Kuala Simpang Ulim memperlihatkan kartu identitas yang dikeluarkan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) saat pendataan di Aceh Timur, Aceh, Sabtu, 5 Juni 2021. Sebanyak 81 pengungsi dari suku Rohingya yang terdampar pada 4 Juni lalu hingga saat ini masih ditempatkan di pulau Idaman sebelum direlokasi ke tempat lain. ANTARA FOTO / Irwansyah Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin muslim Rohingya, Mohib Ullah, ditembak sekelompok orang bersenjata di kamp pengungsi di Bangladesh selatan pada Rabu, 29 September 2021. Menurut juru bicara PBB dan seorang pejabat polisi setempat, situasi keamanan di kamp pengungsi terbesar di dunia itu memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

Mohib Ullah, yang berusia akhir 40-an, adalah salah satu pemimpin dari beberapa kelompok komunitas terbesar Rohingya. Sekitar 730 ribu muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar akibat kekerasan oleh junta militer pada Agustus 2017.

Mohib Ullah pernah diundang ke Gedung Putih dan untuk berbicara dengan Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dia merupakan salah satu pendukung paling terkenal untuk Rohingya, minoritas Muslim yang telah teraniaya selama beberapa generasi.

Rafiqul Islam, seorang wakil pengawas polisi di kota terdekat Cox's Bazar, mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa Mohib Ullah telah ditembak mati. Namun ia tak merinci pelaku maupun penyebabnya.

Seorang juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan PBB berduka atas pembunuhan Mohib Ullah. "Kami terus berhubungan dengan otoritas penegak hukum yang bertugas menjaga perdamaian dan keamanan di kamp-kamp," kata juru bicara itu.

Advertising
Advertising

Lembaga nirlaba yang dibuat Mohib Ullah, Arakan Rohingya Society for Peace and Human Rights, mendokumentasikan kekejaman yang diderita etnis Rohingya di Myanmar. Menurut PBB, kekerasan itu bertujuan genosida terhadap Rohingya.

Di kamp pengungsi Bangladesh, Mohib Ullah pergi dari tenda ke tenda untuk mendata pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran terhadap etnis Rohingya. Data itu dibagikan kepada penyelidik internasional.

Saat berbicara di Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Mohib Ullah mengatakan Rohingya menginginkan lebih banyak suara untuk masa depan mereka. Akibat kegigihannya memperjuangkan etnis Rohingya, Ullah menjadi sasaran kelompok garis keras dan menerima ancaman pembunuhan.

"Jika saya mati, saya baik-baik saja. Saya akan memberikan hidup saya," katanya dalam wawancara dengan Reuters pada 2019.

Baca: Militer Myanmar Bebaskan Wirathu, Biksu anti-Muslim Rohingya

CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS

Berita terkait

Berkas Kasus Penyelundupan Pengungsi Rohingya oleh 4 Warga Aceh Sudah P21

16 jam lalu

Berkas Kasus Penyelundupan Pengungsi Rohingya oleh 4 Warga Aceh Sudah P21

Kejaksaan Negeri Aceh Barat menyatakan berkas kasus penyelundupan puluhan orang etnis Rohingya ke Aceh sudah P21.

Baca Selengkapnya

Israel Serang Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza

3 hari lalu

Israel Serang Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza

Israel mengirimkan sejumlah tank ke wilayah timur Jabalia di utara Jalur Gaza setelah semalaman menjatuhkan bom hingga menewaskan 19 orang

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

13 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

18 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

25 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

25 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Serangan Militer Israel di Tepi Barat Tewaskan Lima Warga Palestina

26 hari lalu

Serangan Militer Israel di Tepi Barat Tewaskan Lima Warga Palestina

Setidaknya lima warga Palestina, termasuk seorang remaja, tewas dalam serangan militer Israel di kota Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran Tak Kendurkan Israel Tetap Gempur Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza Palestina

27 hari lalu

Serangan Iran Tak Kendurkan Israel Tetap Gempur Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza Palestina

Israel terus luncurkan serangan ke wilayah Jabalia, Gaza meski dikejutkan serangan Iran pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

42 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

48 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya