Anggota polisi Israel bentrok dengan seorang demonstran dalam protes solidaritas menyusul pelarian enam militan Palestina dari penjara Israel, di Hebron di Tepi Barat, 9 September 2021. Sebelumnya, enam tahanan warga Palestina melarikan diri dari penjara Israel dengan keamanan tinggi pada 6 September, mengidentifikasi mereka sebagai anggota kelompok militan. REUTERS/Mussa Qawasma
TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Israel menganiaya seorang warga Palestina hingga tewas dan melukai sejumlah lainnya dalam bentrokan aksi protes terhadap permukiman Israel di kawasan pendudukan Tepi Barat pada Jumat, 24 September 2021.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, sedikitnya delapan warga Palestina ditembak pasukan Israel dengan peluru karet selama aksi protes pada Jumat.
Tidak ada pernyataan dari militer Israel terkait insiden di bagian selatan Kota Nablus yang kerap menjadi tempat aksi protes bagi warga Palestina itu.
Seorang dari korban dihantam di bagian kepala dan meninggal saat dibawa ke rumah sakit, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Warga Palestina menggelar aksi protes di Desa Beita, Nablus selatan setiap hari untuk menyuarakan kemarahan mereka di pos terdepan pemukim Israel di dekatnya. Aksi itu kerap berujung bentrokan dengan pasukan Israel.
Para pemukim Israel setuju meninggalkan pos terdepan pada Juli berdasarkan perjanjian dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Perjanjian itu dicapai setelah berminggu-minggu demonstran Palestina menyalakan api dan menghanguskan pos terdepan.
Namun, banyak bangunan pos yang masih terkunci dan di bawah penjagaan militer.
Warga Palestina, yang mengklaim lahan di pos terdepan, berjanji akan melanjutkan aksi protes mereka. Sebagian besar negara di dunia menganggap permukiman Israel di Tepi Barat itu ilegal.