Kisruh Kapal Selam Nuklir Australia, Biden dan Macron Akhirnya Sepakat Bertemu

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 23 September 2021 06:40 WIB

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berjalan di sepanjang trotoar selama KTT G7 di Carbis Bay, Cornwall, Inggris, 11 Juni 2021. REUTERS/Phil Noble/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sepakat bertemu bulan depan, setelah hubungan kedua negara sempat memanas menyusul kisruh pakta pertahanan AUKUS dan kapal selam bertenaga nuklir Australia.

Dalam pernyataan bersama pada Rabu, 22 September 2021, Prancis dan Amerika Serikat mengatakan kedua pemimpin telah berbicara melalui telepon dan sepakat untuk bertemu di Eropa pada akhir Oktober.

"Kedua pemimpin telah memutuskan untuk membuka proses konsultasi mendalam, yang bertujuan untuk menciptakan kondisi untuk memastikan kepercayaan dan mengusulkan langkah-langkah konkret menuju tujuan bersama," kata pernyataan itu seerti dikutip Al Jazeera.

Pemerintahan Biden membuat marah Prancis pekan lalu ketika mengumumkan kemitraan keamanan dengan Inggris dan Australia yang mengecualikan negara Uni Eropa.

Perjanjian tersebut, yang akan melibatkan Inggris dan AS dalam pengadaan kapal selam nuklir Australia, menyebabkan batalnya kesepakatan pemesanan kapal selam konvensional Australia ke Prancis.

Advertising
Advertising

Prancis bereaksi dengan menarik duta besarnya untuk AS dan Australia sebagai protes, ketika ketegangan diplomatik antara sekutu itu memuncak.

AS, Inggris dan Australia meluncurkan aliansi baru, yang dijuluki AUKUS, pada 15 September 2021, dengan alasan untuk meningkatkan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison kemudian mengumumkan negara itu akan menghentikan kesepakatan 2016 untuk membeli kapal selam bertenaga diesel yang dirancang oleh perusahaan Prancis Naval Group, dengan mengatakan kapal selam konvensional telah menjadi "tidak cocok" untuk kebutuhan operasional negara itu.

Prancis dengan cepat mengecam pakta trilateral, dengan Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian menyebut pengecualian Paris dari diskusi itu "brutal, sepihak dan tidak dapat diprediksi".

Pejabat tinggi AS bergerak untuk meredakan kemarahan pemerintah Prancis di hari-hari berikutnya, dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken berjanji bahwa Washington akan bekerja sama dengan Prancis dan Uni Eropa di Indo-Pasifik.

“Prancis, khususnya, adalah mitra penting dalam hal ini dan dalam banyak hal lainnya – merentang ke belakang untuk waktu yang sangat lama, tetapi juga membentang ke masa depan,” kata Blinken pada 16 September.

Tetapi Prancis menarik duta besarnya untuk AS dan Australia sehari kemudian dengan alasan apa yang disebutnya sebagai "keseriusan luar biasa" dari pengumuman AS dan Australia.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan nada antara kedua pemimpin itu "ramah" selama panggilan 30 menit mereka.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendesak Prancis untuk beralih dari masalah ini, dengan mengatakan "donnez moi un break [beri saya istirahat]", dalam campuran bahasa Prancis dan Inggris.

Berita terkait

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

8 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

8 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

13 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

14 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

14 jam lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

14 jam lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

1 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

1 hari lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

1 hari lalu

Mahmoud Abbas; Hanya Amerika Serikat yang Bisa Hentikan Israel

Mahmoud Abbas dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia menyatakan hanya Amerika Serikat yang mampu menghentikan Israel

Baca Selengkapnya