Korea Utara Sebut Kesepakatan AUKUS Amerika dengan Australia Standar Ganda

Reporter

Tempo.co

Senin, 20 September 2021 19:30 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyaksikan kompetisi menembak antara Korps 7 Tentara Rakyat Korea dan Korps 9 di Korea Utara, 12 Maret 2020. Pengembangan sistem senjata yang telah didorong dengan kuat sebagai pekerjaan penting di bawah perhatian khusus Komite Sentral Partai, secara keseluruhan, efisiensi dan kepraktisan operasi sistem senjata dipastikan sangat baik. KCNA

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara pada Senin memperingatkan keputusan Amerika Serikat memberikan teknologi kapal selam ke Australia bisa memicu perlombaan senjata nuklir yang berbahaya, mengkritiknya sebagai standar ganda dan bersumpah akan melakukan tindakan balasan.

Pekan lalu, Amerika Serikat menandatangani kemitraan keamanan trilateral baru, AUKUS, yang melibatkan Inggris untuk memberikan bantuan teknologi ke Australia untuk membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir.

Korea Utara bergabung dengan Cina dalam mengecam keputusan AS, menyebutnya sebagai "keputusan yang tidak bertanggung jawab" yang menghancurkan perdamaian dan stabilitas regional dan upaya non-proliferasi global.

"Ini adalah tindakan yang sangat tidak diinginkan dan berbahaya yang akan mengganggu keseimbangan strategis di kawasan Asia-Pasifik dan memicu rantai perlombaan senjata nuklir," kata kementerian luar negeri Korea Utara dalam komentar yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA, dikutip dari Reuters, 20 September 2021.

Korea Utara mengkritik "sikap kesepakatan ganda" Amerika Serikat, dengan menyinggung pernyataan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki bahwa mereka tidak mencari konflik dengan Cina tetapi keputusannya adalah untuk menopang keamanan regional.

Advertising
Advertising

"Komentarnya sama dengan pendirian bahwa negara mana pun dapat menyebarkan teknologi nuklir jika itu untuk kepentingannya, dan ini menunjukkan bahwa AS adalah pelaku utama yang menggulingkan sistem non-proliferasi nuklir internasional," kata kementerian itu.

"Kami mengamati dengan cermat latar belakang keputusan AS dan tentu saja akan mengambil tindakan balasan yang sesuai jika itu memiliki sedikit dampak buruk pada keamanan negara kami."

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un setuju untuk bekerja menuju denuklirisasi semenanjung Korea dan membangun hubungan baru pada pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump, tetapi negosiasi terhenti sejak 2019.

Pyongyang mengecam Washington karena mendukung pengembangan senjatanya sendiri dan sekutunya sambil mengutuk program-program Korea Utara sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional.

Media pemerintah Korea Utara mengatakan pada Jumat, bahwa standar ganda Washington dan kebijakan bermusuhan menghambat pembukaan kembali pembicaraan denuklirisasi.

Baca juga: Mengenal AUKUS, Pakta Trisula untuk Memperkuat Militer Australia di Indo-Pasifik

REUTERS

Berita terkait

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

52 menit lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

2 jam lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

15 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

1 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

1 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya