Rusia, Cina, Pakistan Desak Amerika Bantu Afghanistan Lewati Krisis

Sabtu, 18 September 2021 11:00 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara pada upacara pembukaan MAKS-2021 International Aviation and Space Salon di Zhukovsky, di luar Moskow, Rusia, 20 Juli 2021. [Alexander Zemlanichenko/Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia, Cina, dan Pakistan mendesak Amerika pada Jumat kemarin untuk membantu Taliban menangani krisis di Afghanistan. Di sisi lain, mereka juga mendesak Taliban untuk bersikap lebih inklusif dan terbuka dalam menjalankan pemerintahannya.

Dikutip dari kantor berita Reuters, hal tersebut dibahas dalam Shanghai Cooperation Organisation Summit. Dibentuk 20 tahun lalu, organisasi tersebut beranggotakan Rusia, Cina, India, Pakistan, dan juga Iran. Mereka beranggapan Amerika harus membantu Afghanistan karena sedikit banyak krisis yang terjadi sekarang karena ulah mereka juga.

"Mayoritas dana bantuan untuk penanganan krisis dan pembangunan di Afghanistan paska-konflik seharusnya ditanggung Amerika dan negara anggota NATO. Mereka harus bertanggung jawab karena krisis sekarang adalah konsekuensi dari keberadaan mereka yang terlalu lama di Afghanistan," ujar Presiden Rusia Vladimir Putin, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 17 September 2021.

Untuk langkah awal, Putin menyarankan Amerika untuk membuka kembali aset-aset Afghanistan yang berada di Amerika. Perlu diketahui, Amerika membekukan aset-aset Afghanistan karena khawatir Taliban akan menyalahgunakannya,. Nilainya mencapai miliaran Dollar Amerika.

Tanpa akses ke aset tersebut, kata Putin, Taliban beresiko kembali ke jalur-jalur ilegal untuk membangun kembali Afghanistan. Salah satu skenario yang mungkin terjadi menurut Putin adalah Taliban mengandalkan perdagangan narkotika dan senjata untuk mendapatkan pemasukan yang dibutuhkan.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan berbicara selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (tidak difoto) di Putrajaya, Malaysia, 4 Februari 2020. [REUTERS / Lim Huey Teng / File Foto]


PM Pakistan, Imran Khan, sepakat dengan Putin. Ia mengatakan, prioritas utama sekarang adalah mencegah krisis ekonomi dan krisis kemanusiaan di Afghanistan. Negara-negara yang berada di Afghanistan, kata Khan, seharusnya ingat bahwa Pemerintah Afghanistan banyak bergantung pada pendanaan asing untuk bertahan hidup.

"Menutup pendanaan asing sama saja dengan kolapsnya ekonomi di Afghanistan," ujar Khan.

Perihal pemerintahan bentukan Taliban di Afghanistan, Rusia, Pakistan mengaku terus memantau perkembangan. Mereka mewaspadai segala kemungkinan buruk yang bisa timbul dari pemerintahan yang didominasi figur Pashtun itu.

"Taliban sebaiknya membuat struktur pemerintahan yang inklusif, merepresentasikan seluruh etnis dan mencegah wilayah Afghanistan digunakan untuk militansi internasional," ujar Imran Khan.

Pemerintah Amerika, per berita ini ditulis, belum memberikan keterangan apapun soal kemungkinan membuka kembali aset-aset Afghanistan yang mereka bekukan.

US Federal Reserve, menurut situs United States Institute of Peace, membekukan cadangan mata uang asing Afghanistan senilai US$7 miliar. Hal itu membuat bank-bank di Taliban tidak bisa melakukan aktivitas penukaran uang. Dampaknya bisa nilai tukar yang kian menurun plus hyperinflasi di Afghanistan.

Baca juga: Usai Pemerintahan Baru, Krisis dan Pengakuan Jadi Tantangan Taliban Selanjutnya

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

12 menit lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

15 jam lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

16 jam lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

16 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya