CDC: Warga yang Belum Divaksin Akan 11 Kali Lebih Rentan Mati Karena COVID-19

Minggu, 12 September 2021 15:00 WIB

Atikah Bagawan, mahasiswa asal Indonesia, saat disuntik vaksin Covid-19 di stadion Ford Field, Michigan, Amerika Serikat. (Sumber: Indri Maulidar)

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika (CDC) mengatakan bahwa mereka yang belum divaksin akan 11 kali lebih rentan tertular dan mati karena COVID-19. Hal itu mereka ungkapkan dalam studi yang dirilis ke publik pada Jumat kemarin.

Dikutip dari CNN, kesimpulan itu diambil usai CDC mempelajari 600 ribu kasus COVID-19 di 13 negara bagian dari April - Juli.

"Intinya, kita sudah memiliki perangkat ilmiah yang bisa kita gunakan untuk menghentikan pandemi ini. Vaksinasi terbukti efektif dan akan melindungi kita dari implikasi COVID-19," ujar Direktur CDC, Rochelle Walensky, pada Jumat kemarin, 10 September 2021.

Per berita ini ditulis, ada 75 juta warga Amerika yang belum divaksin. Hal itu menyebabkan angka kasus COVID-19 harian di Amerika naik sepanjang Agustus kemarin walaupun tidak setinggi puncaknya di bulan Januari 2021. Adapun secara nasional Amerika memiliki 41 juta kasus, 677 ribu kematian, dan angka kasus per hari di atas 150 ribu akibat COVID-19.

Masih tingginya angka kasus per hari di Amerika menyebabkan berbagai rumah sakit kelimpungan menerima pasien. Beberapa pakar pun memprediksi angka kasus akan melonjak pada musim gugur nanti.

Petugas medis mempersiapkan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech yang akan disuntikan pada warga. Di Alaska, Amerika Serikat, seorang petugas medis menderita reaksi alergi serius setelah disuntik vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech. REUTERS/Gonzalo Fuentes


"160 ribu kasus per hari bukan hal yang kami inginginkan. Sayangnya, itu situasi Amerika sekarang," ujar Penasihat Medis Pemerintah Amerika dan Direktur Institute Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci. Idealny, menurut Fauci, Amerika mencatatkan 10 ribu kasus per hari untuk masuk ketegori terkendali.

Pemerintah Amerika sudah merespon angka kasus yang masih tinggi dengan menguatkan kebijakan vaksinasi. Presiden Joe Biden membuat rencana baru di mana pekerja federal hingga pekerj amedis wajib divaksin. Jika sukses, hal itu akan mengcover 100 juta warga Amerika.

"Kami sudah cukup sabar, namun kesabaran kami ada batasnya. Kengganan kalian untuk divaksin merugikan kami semua," ujar Joe Biden terhadap warga Amerika yang masih ogah menerima vaksin COVID-19, baik karena faktor keyakinan ataupun keraguan atas efikasi vaksin.

Saat ini, Amerika menggunakan vaksin COVID-19 dari Moderna, Pfizer, dan Johnson&Johnson. Dari ketiga vaksin itu, Moderna memiliki efikasi paling tinggi, tak terkecuali pada varian Delta COVID-19 yang lebih mudah menular. Moderna memiliki efikasi 95 persen, Pfizer 80 persen, dan Johnson&Johnson 60 persen atas varian Delta COVID-19 menurut CDC Amerika.

Baca juga: Dianggap Bohong Soal Studi Virus Corona di Wuhan, Anthony Fauci Didesak Mundur

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

18 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

21 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

2 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya