Warga Afghanistan: Anggota Taliban Liar, Kotor, dan Tidak Tahu Sopan Santun

Sabtu, 11 September 2021 14:00 WIB

Militan Taliban terlihat berpatroli di salah satu alun-alun kota utama Kabul, Afghanistan, 1 September 2021. Taliban berjaga-jaga di sejumlah titik vital Kabul setelah Amerika menyelesaikan proses penarikan pasukan dan evakuasi warga. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Jelang sebulan sejak pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban, warga lokal merasa tidak nyaman dengan kehadiran kelompok tersebut. Dikutip dari kantor berita Reuters, warga tidak nyaman melihat bagian kelompok bersenjata Taliban menghabiskan sebagian waktunya berpatroli, membawa senjati api, mengenakan perlengkapan tempur, tanpa adanya rantai komando yang jelas.

Bagi warga, kehadiran Taliban di Afghanistan adalah pemandangan asing. Mereka tidak terbiasa melihat personil bersenjata berkeliling ke sana kemarin. Hal itu diperburuk dengan perilaku Taliban yang dianggap liar serta taktik mereka yang keras dalam menjaga keamanan dan ketertiban.

"Warga di Kabul membenci kehadiran mereka. Lihatlah mereka, mereka orang yang liar, tidak terurus, tidak berpendidikan, dengan rambut panjang dan pakaian yang kotor. Mereka juga tidak memiliki sopan santu sama sekali," ujar Ahmad, guru di Kabul, dikutip dari Reuters, Sabtu, 11 September 2021.

Sayangnya, kata Ahmad, warga Afghanistan tidak bisa berbuat apa-apa terhadap situasi tersebut. Walhasil, sepeninggalan tentara asing, warga Afghanistan yang terpaksa beradaptasi untuk menyesuaikan diri dengan kehadiran dan gaya hidup Taliban.

Beberapa adaptasi yang dilakukan warga mulai dari memanjangkan jenggot untuk pria, mengganti pakaian model Barat dengan baju tradisional perahan tunban, serta membiasakan diri berbicara menggunakan bahasa Pashto. Umumnya, warga Afghanistan memakai bahasa Dari untuk percakapan sehari-hari.

Seorang perempuan yang mengenakan Burqa berjalan melewati Pasukan Taliban yang memblokir jalan-jalan di sekitar bandara, di Kabul, Afghanistan. 27 Agustus 2021. Taliban juga melarang perempuan menekuni olahraga karena dinilai tidak sesuai dengan syariat Islam yang diyakini, dengan alasan khawatir bagian tubuh perempuan akan terekspose ketika berolahraga. REUTER/Stringer


"Mayoritas anggota Taliban belum pernah ke Kabul dan mereka tidak menggunakan bahasa Dari. Sebagian menggunakan Pashto. Kalian akan mendengarkan bahasa Arab, Urdo, atau bahasa lainnya," ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Warga pun juga mulai membiasakan diri untuk terbiasa dengan cara penertiban oleh Taliban yang keras. Tidak sedikit kasus anggota Taliban memukuli warga di Kabul dengan senjata untuk menertibkan mereka.

"Tentu saja ketika perempuan dan anak-anak melihat pemukulan itu, mereka jadi ketakutan. Pemerintahan Taliban sebelumnya juga buruk," ujar warga Kabul. Rahmatullah Khan.

Menanggapi keresahan warga, Taliban mengaku bertanggung jawab. Mereka pun menyatakan bahwa sejatinya mereka beolum siap memimpin kota dengan jumlah penduduk lebih dari lima juta orang. Namun, mereka tidak punya pilihan lain selain belajar untuk memimpin.

"Kami tidak menyangka pemerintahan sebelumnya akan kolaps begitu cepat, membuat kami tak memiliki waktu untuk menyiapkan diri. Kami juga akui anggota kami kebanyakan hanya tahu caranya berperang. Mereka belum pernah menjadi polisi," ujar Komandan Patroli Taliban, Seyed Rahman Heydari.

Heydari berkata, Taliban akan mencoba memperbaiki kualitasnya agar warga Afghanistan merasa nyaman hidup di kota masing-masing. Jika ada masalah, kata ia, Taliban akan dengan cepat membantu. "Jika ada masalah, baik itu maling atau orang bersenjata, kontak kami. Kami akan tindaklanjuti sesegera mungkin," ujar komandan Taliban di distrik 6 Kabul itu.

Baca juga: Dua Jurnalis Afghanistan Disiksa Taliban Saat Ditahan

ISTMAN MP | REUTERS


Berita terkait

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

34 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

51 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

53 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

57 hari lalu

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

20 Februari 2024

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

Menlu Retno Marsudi mengangkat isu hak-hak perempuan Afghanistan dalam konferensi PBB di Doha, Qatar yang membahas Taliban.

Baca Selengkapnya

Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

1 Februari 2024

Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

Ini menjadi pembunuhan kedua terhadap kandidat terkait dengan partai mantan PM Pakistan Imran Khan

Baca Selengkapnya

Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

1 Februari 2024

Lebih dari 7,5 Juta Balita Terima Vaksin Polio di Afghanistan

Lebih dari 7,5 juta anak balita akan menerima vaksin polio di 21 dari 34 provinsi di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Pesawat Sewaan yang Angkut Pengusaha Rusia Jatuh di Afghanistan, Dua Tewas

22 Januari 2024

Pesawat Sewaan yang Angkut Pengusaha Rusia Jatuh di Afghanistan, Dua Tewas

Enam warga Rusia yang naik pesawat carter dari Thailand, jatuh di Afghanistan.

Baca Selengkapnya