20 Tahun Serangan 9/11: Perang Terhadap Terorisme yang Tak Berkesudahan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 9 September 2021 07:07 WIB

Sebuah pesawat United Airlines menghantam menara selatan WTC, New York, saat kebulan asap membumbung dari menara bagian utara (11/9/2001). Dalam serangan tersebut, lebih dari 3000 orang diperkirakan tewas. AP/Chao Soi Cheong

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mendeklarasikan "Perang Melawan Terorisme" global sebagai tanggapan atas serangan 11 September 2001 di New York dan Washington.

“Perang kami melawan teror dimulai dengan al-Qaeda, tetapi tidak berakhir di sana,” kata mantan Presiden AS George W Bush kepada Kongres beberapa hari setelah serangan, pada 20 September 2001. “Itu tidak akan berakhir sampai setiap kelompok teroris telah ditemukan, dihentikan dan dikalahkan.”

Dua puluh tahun kemudian, setelah dua perang pimpinan AS di Irak dan Afghanistan yang menewaskan puluhan ribu warga sipil, dan menghabiskan triliunan dolar, ancaman serangan terhadap AS masih membayangi, meski terlihat berbeda dari yang terjadi pada 2001.

Kelompok yang menggunakan pembunuhan massal sebagai taktik di seluruh dunia sempat meningkat setelah peristiwa 9/11, termasuk di Indonesia dengan teror Bom Bali 1, 2, atau serangan di Marriot dan Kedubes Australia. Serangan teror terlihat berkurang selama bertahun-tahun sejak itu.

Namun tujuan AS dan seluruh dunia untuk membasmi mereka sepenuhnya tetap tidak terpenuhi.

Advertising
Advertising

Organisasi dengan kekuatan untuk melancarkan serangan yang berhasil di tanah AS seperti yang dilakukan al-Qaeda pada 9/11 mungkin telah berkurang, terpecah-pecah atau melemah, tetapi kelompok-kelompok dengan simpati ideologis serupa telah menyebar ke bagian lain dunia, khususnya di Afrika, Timur Tengah dan Asia, demikian menurut Aljazeera, Rabu, 8 September 2021.

Sementara banyak pemimpin al-Qaeda yang menjadi sasaran AS setelah serangan 9/11 ditangkap atau tewas– yang paling terkenal adalah Osama bin Laden, yang dieksekusi dalam serangan Amerika di kompleksnya di Pakistan pada 2011 – al-Qaeda tetap bertahan, dengan kelompok afiliasi di 17 negara.

“Kita telah melihat berulang kali selama 20 tahun terakhir bagaimana kita melawan ancaman teror di satu wilayah, dan kemudian secara oportunistik rangkaian peristiwa memungkinkan teroris untuk bermigrasi dan menguasai wilayah lain,” kata Bruce Hoffman, pejabat di Badan Kontraterorisme dan Keamanan Dalam Negeri di Dewan Hubungan Luar Negeri AS.

Menurut dia, saat ini kekuatan terorisme tidak lagi terpusat, tapi tersebar dalam kelompok-kelompok kecil. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengatur serangan skala luas di AS yang sebanding dengan 9/11, tetapi penyebaran mereka yang terus berlanjut menunjukkan tekat Bush untuk membasmi “kelompok teroris” makin jauh.

“Mereka berada di lebih banyak tempat daripada di tahun 2001. Tidak diragukan lagi,” kata Seth G Jones, direktur Program Keamanan Internasional di Pusat Studi Strategis dan Internasional AS.

Penarikan militer AS dari Afghanistan dapat meningkatkan kemampuan jaringan ini untuk tumbuh. Para ahli telah memperingatkan bahwa pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban dapat meningkatkan kemampuan kelompok-kelompok anti-AS untuk mengorganisir dan berkembang biak dengan cara yang tidak dapat mereka lakukan selama bertahun-tahun.

Ancaman itu langsung terlihat dengan serangan bom bunuh diri oleh ISIS di gerbang Bandara Kabul saat Amerika mengevakuasi pasukan dan warga yang ingin meninggalkan Afghanistan. Tidak kurang dari 170 orang tewas dalam serangan itu.

Berita terkait

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

1 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

4 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

6 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

7 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

16 jam lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

17 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

18 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

20 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

1 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya