Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Kembali Minta Maaf Kabur dari Taliban

Kamis, 9 September 2021 06:00 WIB

Presiden Afganistan Ashraf Ghani. Facebook/Ashraf Ghani/

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani akhirnya muncul kembali ke publik meski secara virtual. Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Ghani mempublikasikan pernyataan baru yang pada intinya ia meminta maaf kembali telah kabur dari Taliban di saat rakyat Afghanistan membutuhkannya.

Tidak berhenti di situ, Ghani juga meminta maaf atas caranya memimpin Afghanistan selama ini dan membantah kabar dirinya kabur dengan membawa banyak uang. Ghani berkata, dirinya tidak mencuri sepeserpun uang warga Afghanistan.

Khusus keputusannya untuk kabur dari Kabul, Afghanistan, pada 15 Agustus lalu, Ghani mengkatakan hal tersebut ia lakukan atas pertimbangan aparat keamanan Istana Kepresidenan. Aparat keamanan, kata ia, menyarankannya untuk kabur karena ada potensi perpecahan di jalan akibat ulah Taliban.

"Meninggalkan Kabul adalah salah satu keputusan tersulit dalam hidup saya. Saya mempercayainya untuk mencegah baku tembak dan menyelamatkan warga Kabul yang berjumlah 5 juta orang," ujar Ghani, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Rabu, 8 September 2021.


Seperti dikatakan sebelumnya, Ghani tidak hanya meminta maaf telah kabur, tetapi ia juga membantah kabar dirinya telah mencuri uang jutaan dollar Amerika. Menurut kabar yang beredar, ia telah mencuri uang senilai US$ 169 juta.

Ghani mengatakan kabar tersebut tidak benar dan dibuat-buat saja oleh Duta Besar Afghanistan di Tajikkistan, Zahir Aghbar. Ia pun menantang orang-orang untuk menguji dan menginvestigasi langsung kabar dirinya telah mencuri jutaan Dollar uang dari Pemerintah Afghanistan.

Terakhir, Ghani meminta maaf bahwa pemerintahannya tidak bertahan lama. Ia pun menyebut hasil dari pemerintahannya tidak jauh berbeda dengan hasil pemerintahan presiden-presiden Afghanistan sebelumnya.

"Dengan rasa penyesalan mendalam, saya meminta maaf masa kepemimimpinan saya berakhir dengan tragedi yang sama dengan pendahulu saya. Saya meminta kepada warga Afghanistan karena gagal membuat perubahan," ujar Ghani menegaskan tujuannya mengeluarkan pernyataan publik baru.

Per berita ini ditulis, Taliban belum memberikan respon apapun atas pernyataan yang dibuat oleh Ashraf Ghani. Adapun permintaan maaf Ashraf Ghani diterbitkan sehari tepat setelah Taliban mengumumkan pembentukan pemerintahan barunya di Afghanistan.

Baca juga: Kabinet Taliban Berisi Wajah-Wajah Lama, Tidak Ada Perempuan

ISTMAN MP | AL JAZEERA




Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

10 jam lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

10 jam lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

39 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

56 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

58 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

2 Maret 2024

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

20 Februari 2024

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

Menlu Retno Marsudi mengangkat isu hak-hak perempuan Afghanistan dalam konferensi PBB di Doha, Qatar yang membahas Taliban.

Baca Selengkapnya

Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

1 Februari 2024

Jelang Pemilu Pakistan, Calon Independen Ditembak Mati

Ini menjadi pembunuhan kedua terhadap kandidat terkait dengan partai mantan PM Pakistan Imran Khan

Baca Selengkapnya