Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

Reporter

Tempo.co

Rabu, 8 September 2021 13:30 WIB

Polisi Prancis dengan perisai pelindung berjalan di antrean dekat gedung konser Bataclan menyusul penembakan fatal di Paris, Prancis, 14 November 2015. Orang-orang bersenjata dan pengebom menyerang restoran, bar, dan gedung konser yang ramai di lokasi sekitar Paris pada Jumat malam, menewaskan puluhan orang dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Prancis sebagai serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya. [REUTERS/Christian Hartmann/File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis pada hari Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015, serangan paling mematikan di masa damai Prancis.

Sekitar 130 orang tewas dan ratusan terluka ketika orang-orang bersenjata dengan rompi bunuh diri menargetkan enam bar dan restoran, gedung konser Bataclan dan stadion olahraga.

"Malam itu menjerumuskan kami semua ke dalam kengerian dan keburukan," Jean-Pierre Albertini, yang putranya berusia 39 tahun, Stephane, tewas di gedung konser Bataclan kepada Reuters, dikutip 8 September 2021.

Polisi menjaga persidangan dengan siaga tinggi, jalan sekitar gedung pengadilan Palais de Justice di sebuah pulau di pusat kota Paris diblokir untuk mobil dan pejalan kaki, begitupun tepi Sungai Seine di sekitarnya.

Mereka yang diberi wewenang untuk menghadiri persidangan harus melalui beberapa pos pemeriksaan sebelum diizinkan di ruang sidang yang dibangun khusus dan ruangan lain di mana sidang akan disiarkan.

Advertising
Advertising

Suasana usai penembakan di gedung konser Bataclan, Paris (DAILYMAIL)

Persidangan akan berlangsung sembilan bulan, dengan sekitar 1.800 penggugat dan lebih dari 300 pengacara mengambil bagian dalam apa yang digambarkan Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti sebagai maraton peradilan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Putusan itu diharapkan akhir Mei.

Sebagian besar terdakwa teroris, termasuk Salah Abdeslam, pria Prancis-Maroko berusia 31 tahun yang diyakini sebagai satu-satunya anggota yang masih hidup dari kelompok yang diduga melakukan serangan itu, menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.

Terdakwa lainnya, enam di antaranya akan diadili secara in absentia, dituduh membantu menyediakan senjata dan mobil atau berperan dalam mengatur serangan. Tiga belas orang lainnya, 10 di antaranya juga berada di penjara, akan berada di ruang sidang, dituduh melakukan kejahatan mulai dari membantu memberikan senjata atau mobil kepada penyerang hingga merencanakan untuk mengambil bagian dalam serangan itu.

"Yang saya pedulikan dalam persidangan adalah kesaksian dari para penyintas lainnya...(untuk) mendengar bagaimana mereka telah bertahan selama enam tahun terakhir," kata Jerome Barthelemy, 48 tahun. "Adapun terdakwa, saya bahkan tidak mengharapkan mereka untuk berbicara."

Seorang yang selamat dari serangan di Bataclan, Barthelemy mengatakan dia baik-baik saja sekarang tetapi menderita depresi dan kecemasan.

Serangan teror di Bataclan diklaim oleh ISIS, yang telah mendesak para pengikutnya untuk menyerang Prancis atas keterlibatannya dalam perang melawan ISIS di Irak dan Suriah.

Baca juga: EKSKLUSIF TEMPO: Paris Melawan Takut di Bataclan

REUTERS

Berita terkait

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

1 hari lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Seluk Beluk Olimpiade Paris 2024 Berikut Daftar Cabang Olahraga yang Dipertandingkan

1 hari lalu

Seluk Beluk Olimpiade Paris 2024 Berikut Daftar Cabang Olahraga yang Dipertandingkan

Berikut seluk beluk Olimpiade Paris 2024

Baca Selengkapnya

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

2 hari lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

2 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Liburan ke Eropa, Siap-siap 10 Bandara yang Bikin Stres

2 hari lalu

Liburan ke Eropa, Siap-siap 10 Bandara yang Bikin Stres

Sepuluh bandara tersebut berdasarkan 2024 Stressful Airport Index di Eropa

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

3 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Pengunjung Selalu Padat, Lukisan Mona Lisa di Museum Louvre Paris akan Dipindahkan

3 hari lalu

Pengunjung Selalu Padat, Lukisan Mona Lisa di Museum Louvre Paris akan Dipindahkan

Mona Lisa karya seni yang paling banyak dikunjungi di dunia, 10 juta orang datang ke Museum Louvre untuk melihat lukisan itu setiap tahunnya.

Baca Selengkapnya

Mengintip Restoran Bintang Michelin Tempat Lisa Blackpink Kencan dengan Frederic Arnault

3 hari lalu

Mengintip Restoran Bintang Michelin Tempat Lisa Blackpink Kencan dengan Frederic Arnault

Bagi yang ingin mencoba pengalaman Lisa Blackpink, harga makanan di restoran ini mulai dari 190 euro atau Rp3,3 juta per hidangan.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

4 hari lalu

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

Airlangga membahas terkait komitmen Indonesia dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan di pertemuan OECD.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya