Amerika Diminta Kerja Sama dengan LSM Evakuasi Warga dari Afghanistan
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Minggu, 5 September 2021 20:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota parlemen Amerika Serikat Mike Waltz menyerukan pada Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat agar bekerja sama dengan sejumlah LSM untuk mencoba menerbangkan warga negara Amerika Serikat dan warga dari negara-negara sekutu, yang mungkin masih bersembunyi di beberapa kota di Afghanistan.
Menurut Waltz, evakuasi bisa dilakukan menggunakan pesawat charter. Seruan dari Waltz itu dituangkannya dalam sepucuk surat pada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Sabtu, 4 September 2021.
Waltz adalah anggota parlemen dari Partai Republik dan mantan pegawai di Gedung Putih. Dia mengaku mendapat masukan dari sejumlah LSM atau lembaga nirlaba bahwa ada beberapa penerbangan dengan pesawat charter yang sudah didanai dan siap terbang untuk mengevakuasi orang-orang keluar dari Afghanistan.
Dia sangat yakin ada sekelompok warga negara Amerika Serikat, WNA yang mendapat izin tinggal tetap yang sah dan warga negara Afghanistan yang berhak mendapatkan visa khusus, bersembunyi di dekat bandara menunggu untuk dievakuasi dari Afghanistan.
Berdasarkan perhitungan kasar, ada sekitar 124 ribu orang yang sudah dievakuasi dari Ibu Kota Kabul pada akhir bulan lalu melalui evakuasi udara besar-besaran yang dilakukan Amerika Serikat. Bukan hanya warga negara Amerika Serikat, mereka yang ikut dalam penerbangan ini adalah WNA dari negara lainnya serta kelompok rentan warga negara Afghanistan.
Militan garis keras Taliban pernah berkuasa di Afghanistan pada 1996 – 2001. Mereka ketika itu memberlakukan hukuman yang keras dan melarang perempuan bekerja dan sekolah.
Akan tetapi, Taliban berjanji akan menghormati hak-hak masyarakat dan menegakkan semua hak-hak perempuan. Walau begitu, banyak warga Afghanistan dan negara-negara asing waswas Taliban akan kembali mempraktikkan hukuman yang keras, seperti yang dilakukan di masa lalu.
Baca juga: Bandara Kabul Tutup Tanpa Bantuan Teknis, Taliban Optimistis Ada Solusi
Sumber: Reuters