Militan Taliban terlihat berpatroli di salah satu alun-alun kota utama Kabul, Afghanistan, 1 September 2021. Taliban berjaga-jaga di sejumlah titik vital Kabul setelah Amerika menyelesaikan proses penarikan pasukan dan evakuasi warga. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta -Taliban mengeluarkan peringatan soal penggunaan senjata menyusul insiden bentrokan di Kabul, Afghanistan yang menewaskan 17 orang dan melukai 41 orang. Menurut Taliban, insiden tersebut terjadi karena penyalahgunaan senjata api.
Menurut kabar yang beredar, bentrokan itu terjadi ketika Taliban merayakan klaim kemenangan atas kelompok pemberontak di lembah Panjshir, Sabtu kemarin. Dalam perayaan tersebut, sejumlah anggota Taliban menembakkan senjata api ke udara yang kemudian memicu kekacauan. Realitanya, kemenangan di Panjshir belum pasti.
"Hindari melepas tembakan ke udara. Rayakan kemenangan dengan mengucap syukur ke Tuhan saja," ujar juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid memperingatkan, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu, 4 September 2021.
Mujahid melanjutkan bahwa senjata dan amunisi yang diberikan Taliban kepada kombatan sifatnya adalah properti publik. Oleh karenanya, tidak sepantasnya senjata dan amunisi tersebut disalahgunakan, apalagi untuk menyakiti warga masyarakat.
"Peluru itu juga bisa melukai warga. Jangan menembakkannya secara membabi buta tanpa alasan yang jelas," ujar Mujahid soal situasi di Kabul.
Sementara itu, perihal situasi di Panjshir, pertempuran antara Taliban dan kelompok pemberontak pimpinan Ahmad Massoud, NRF, masih berlangsung. Taliban dikabarkan sudah mengambil alih empat dari tujuh distrik Panjshir. Walau begitu, Taliban berhasil melakukan penetrasi ke jantung pertahanan Panjshir karena banyaknya ranjau darat.
Panglima Militer Amerika, Jenderal Mark Milley, mengatakan situasi di Panjshir akan menentukan keamanan dan stabilitas Afghanistan ke depannya. Jika Taliban sampai gagal mengambil alih Panjshir, maka hal itu ia khawatirkan akan memicu perang saudara di Afghanistan.