Beberapa Perempuan Afghanistan Dipaksa Menikah Agar Bisa Lari dari Taliban

Sabtu, 4 September 2021 07:30 WIB

Dua tentara Taliban berpatroli di pusat kota Kabul, Afghanistan 1 September 2021. Taliban telah memerintahkan bank untuk dibuka kembali dan memberlakukan batasan penarikan tunai hingga 20.000 Afghani atau sekitar Rp3,6 juta. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Amerika yang tengah memproses pengungsi Afghanistan di luar negeri, yang kabur dari Taliban, baru-baru ini menemukan adanya perempuan dan anak yang dipaksa menikah atau tiba dengan pasangan pria yang menyamar sebagai suami. Hal itu, ternyata, mereka lakukan agar memenuhi syarat untuk dievakuasi dan melarikan diri dari kelompok Taliban.

Dilansir dari CNN, Jumat kemarin, temuan tersebut terungkap saat proses transit di Uni Emirat Arab. Pejabat Amerika, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan beberapa perempuan Afghanistan membuat pengakuan bahwa mereka sejatinya tidak benar-benar menikah dengan pasangan pria yang datang bersamanya.

Mereka menjelaskan, pernikahan mereka hanyalah upaya untuk mengelabui pemeriksaan di luar Bandara Hamid Karzai, Kabul. Malah, sejumlah pernikahan dilakukan secara kilat di luar kompleks bandara Kabul agar tidak berjauhan dengan lokasi evakuasi.

Dalam beberapa kasus yang dilaporkan, sumber CNN mengatakan pernikahan yang ada dipaksa oleh keluarga dari pihak perempuan. Bahkan, ada juga keluarga yang membayar pria yang memenuhi syarat untuk evakuasi ribuan dolar agar menikahi atau menyamar sebagai suami dari anak perempuan mereka.

Sumber berbeda mengatakan diplomat Amerika di Uni Emirat Arab akan memberikan panduan kepada mereka yang bekerja di pusat evakuasi tentang bagaimana mengidentifikasi calon korban perdagangan manusia. Selain itu, Departemen Luar Negeri Amerika akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Departemen Pertahanan soal isu pernikahan paksa atau pernikahan palsu tersebut.

Advertising
Advertising

Sejak Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan, isu perempuan memang menjadi salah satu hal yang kerap diperhatikan. Berkaca pada pengalaman di masa lalu, Taliban kerap memarginalkan kelompok perempuan dengan membatasi hak-hak mereka atau memaksa mereka mengikuti syariah Islam.

Sekarang, di Afghanistan, Sekelompok aktivis perempuan menggelar protes kecil untuk menyerukan persamaan hak dan partisipasi penuh dalam kehidupan politik. Meski keselamatan mereka terancam, Jaringan Partisipasi Politik Perempuan di Afghanistan ingin Taliban melibatkan mereka dalam pemerintahan atau pengambilan kebijakan.

Baca juga: Wanita Afghanistan Nekat Demo Meski Ada Ancaman Taliban

ANDITA RAHMA | CNN

Berita terkait

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

22 jam lalu

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebut kopi asal Sumedang mendunia gegara ini. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

3 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam penutupan perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

5 hari lalu

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

Afghanistan dilanda banjir parah yang menyapu desa-desa dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

6 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

11 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

12 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

14 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya