Joe Biden Dapat Nilai Merah Perihal Penarikan Pasukan dari Afghanistan

Selasa, 31 Agustus 2021 11:00 WIB

Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan di Gedung Putih pada perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat "Fourth of July" di Washington, AS, 4 Juli 2021. [REUTERS/Evelyn Hockstein/File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Joe Biden mendapat nilai buruk dalam survei terbaru Reuters terkait penarikan pasukan dari Afghanistan. Menurut hasil survei yang digelar dari 27-30 Agustus tersebut, 51 persen responden tidak setuju dengan cara Joe Biden melakukan penarikan pasukan Militer Amerika yang berada di Afghanistan selama dua dekade.

Selain tidak suka cara Biden melakukan penarikan pasukan, mayoritas responden juga mengatakan tentara Amerika seharusnya bertahan di Afghanistan hingga proses evakuasi benar-benar tuntas. Sebanyak 25 persen ingin militer bertahan hingga semua warga Amerika (saja) dievakuasi. Sementara itu, 49 persen responden ingin Militer Amerika bertahan untuk menyelamatkan semua Warga Amerika dan Afghanistan.

"Hanya 13 persen yang mengatakan pasukan Amerika harus segara ditarik," ujar survei Reuters, Selasa, 31 Agustus 2021.

Perihal cara Presiden Joe Biden menangani evakuasi warga Afghanistan dan penempatan barunya, sebanyak 45 responden menyetujui langkah yang diambil dan 42 persen tidak setuju. Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Amerika menjanjikan visa khusus bagi warga Afghanistan yang sempat bekerja untuk misi diplomatik Amerika.

Orang-orang mengantre untuk naik ke sebuah pesawat militer Jerman dan meninggalkan Kabul di bandara Kabul, Afghanistan, pada 24 Agustus 2021. Akhir bulan Agustus 2021 merupakan batas akhir misi evakuasi bagi AS dan negara lainnya. (Xinhua)


Terakhir, soal kemenangan Taliban di Afghanistan, 20 persen responden mengatakan Joe Biden sebagai pihak yang bertanggung jawab atas situasi Afghanistan saat ini. Sebanyak 10 persen menyalahkan mantan Presiden George W. Bush yang memerintahkan invasi ke Afghanistan dan 9 persen menyalahkan mantan Presiden Donald Trump yang menegosiasikan penarikan pasukan dengan Taliban.

"30 persen menyalahkan aktor-aktor lain yang berada di Afghanistan, termasuk Taliban, Militer Afghanistan, pimpinan Militer Amerika, dan ISIS-K yang menewaskan 13 tentara Amerika," ujar survei Reuters.

Senin malam kemarin, Amerika mengakhiri penarikan pasukan dan proses evakuasi di Afghanistan. Penarikan tersebut memupuskan harapan banyak orang yang ingin meninggalkan Afghanistan agar tidak dipimpin Taliban selaku penguasa baru negara tersebut.

Selama 20 tahun berada di Afghanistan, Amerika kehilangan kurang lebih 2.500 pasukannya. Selain itu, keberadaan Amerika juga berujung pada tewasnya kurang lebih 240 ribu warga. Adapun operasi Militer Amerika di Afghanistan menghabiskan dana US$2 triliun.

Evakuasi warga Afghanistan, yang ingin kabur dari Taliban, menjadi misi terakhir tentara-tentara Amerika di Afghanistan. Menurut laporan Reuters, mereka berhasil mengawal evakuasi 122 ribu orang sejak 14 Agustus. Belum diketahui apakah angka tersebut termasuk personil militer yang bertugas selama evakuasi di Afghanistan atau tidak.

Baca juga: Amerika Tuntaskan Penarikan Pasukan dan Evakuasi Warga di Afghanistan

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

1 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

1 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

2 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

4 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

5 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

6 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

7 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

7 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya