Warga Afghanistan Mulai Mengantre di Bank untuk Tarik Uang Tunai

Reporter

Tempo.co

Selasa, 31 Agustus 2021 10:00 WIB

Seorang wanita melintas di antara pemberontak Taliban yang memblokir jalanan menuju Bandara Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 27 Agustus 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Afghanistan mulai mengantre di luar bank di Kabul pada Senin untuk menarik uang mereka di tengah kekhawatiran rencana pembatasan penarikan uang.

Sebelumnya pada hari Sabtu, Taliban telah memerintahkan bank untuk dibuka kembali dan memberlakukan batasan penarikan tunai hingga 20.000 Afghani atau sekitar Rp3,6 juta.

Dilaporkan Ariana News, 30 Agustus 2021, penduduk bernama Shah Agha berharap pembukaan kembali bank akan menghasilkan kembali pekerjaan untuk warga Afghanistan. "Situasi kerja nihil karena bank dan pasar pertukaran tutup. Kami menyerukan Emirat Islam untuk membangun ekonomi Afghanistan sesegera mungkin," katanya.

Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan para pejabat telah ditunjuk untuk menjalankan lembaga-lembaga utama, termasuk kementerian kesehatan dan pendidikan masyarakat dan bank sentral.

Dia juga mengatakan turbulensi ekonomi yang telah memukul mata uang Afghanistan akan segera mereda.

Advertising
Advertising

Warga Afghanistan mengantre untuk menarik uang tunai di salah satu bank di Kabul, Afghanistan, 30 Agustus 2021.[Ariana News]

Banyak daerah pedesaan sebagian besar hidup tanpa bank. Tetapi di kota-kota, di mana gaji pegawai pemerintah sering dibayarkan ke rekening bank, penutupan menyebabkan kesulitan dalam ekonomi yang sebagian besar berbasis uang tunai.

Pekan lalu Asosiasi Bank Afghanistan (ABA) telah menghubungi bank sentral untuk mengoordinasikan langkah-langkah untuk kembali ke keadaan normal, kata Syed Moosa Kaleem Al-Falahi, kepala eksekutif dan presiden Bank Islam Afghanistan (IBA), salah satu dari tiga bank terbesar di Afghanistan, Reuters melaporkan.

Bank-bank komersial secara kolektif memutuskan untuk menangguhkan layanan sampai bank sentral mengkonfirmasi pengaturan likuiditas dan keamanan, katanya.

Likuiditas sudah menjadi masalah menjelang penutupan bank karena orang-orang berebut menarik uang tunai.

Da Afghanistan Bank (DAB), bank sentral Afghanistan, memberikan dukungan keuangan kepada bank-bank selama tekanan uang tunai pekan lalu, kata seorang bankir di salah satu pemberi pinjaman terbesar Afghanistan, yang berbicara dengan syarat anonim.

Mata uang Afghani jatuh pada ekspektasi kelangkaan dolar AS dan volatilitas lebih lanjut, dengan cakupan impor Afghanistan dilaporkan runtuh dari lebih dari 15 bulan menjadi beberapa hari.

Menurut Dana Moneter Internasional, hanya 183 dari setiap 1.000 orang Afghanistan yang memiliki rekening deposito, dan kurang dari dua cabang bank atau mesin ATM untuk setiap 100.000 orang dewasa.

Harga komoditas termasuk tepung, minyak, dan beras naik dengan cepat dan mata uang Afghanistan jatuh, dengan penukar uang di Pakistan sudah menolak untuk menerima mata uang Afghani.

Baca juga: China Minta AS Hormati dan Bimbing Taliban di Afghanistan

ARIANA | REUTERS

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

7 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

1 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

2 hari lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

3 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

4 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

6 hari lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

9 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

11 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya