IAEA Curiga Reaktor Nuklir Korea Utara Menyala Lagi

Reporter

Tempo.co

Senin, 30 Agustus 2021 13:30 WIB

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un saat tiba di Dong Dang, Vietnam, 26 Februari 2019. Kim Jong Un dan Donald Trump akan bertemu pada hari Rabu, 27 Februari untuk membahas program denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Energi Atom PBB atau IAEA dalam laporan tahunannya menyoroti upaya Korea Utara memperluas persenjataannya. Korea Utara diduga telah menyalakan sebuah reaktor nuklir yang diyakini memproduksi plutonium untuk senjata nuklir.

IAEA dalam laporan Jumat, 27 Agustus 2021, menjelaskan ada sejumlah tanda-tanda reaktor 5 megawatt, beroperasi. Hal ini terlihat pertama kali sejak akhir 2018.

“Sejak awal Juli 2021, sudah ada sejumlah indikasi diantaranya limbah air pendingin dan operasi yang konsisten,” demikian laporan IAEA, menyinggung reaktor di Yongbyon, yakni sebuah komplek nuklir yang menjadi inti program nuklir Korea Utara.

Detik-detik peluncuran proyektil jarak pendek di Wonsan, Korea Utara, Sabtu, 4 Mei 2019 waktu setempat. Sejumlah analis menduga Korea Utara berusaha memperkuat tekanan kepada Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un gagal mencapai kesepakatan tentang denuklirisasi dalam KTT di Hanoi, Vietnam Februari lalu. KCNA via REUTERS

IAEA tidak memiliki akses ke Korea Utara sejak Pyongyang mengeluarkan pengawas IAEA pada 2009 silam. Korea Utara lalu melanjutkan program senjata nuklirnya dan segera melanjutkan uji coba senjata nuklirnya. Korea Utara terakhir kali melakukan uji coba nuklir pada 2017.

Advertising
Advertising

IAEA sekarang ini memantau pergerakan nuklir Korea Utara dari jauh, yang sebagian besar melalui gambar-gambar satelit. Gambar komersial satelit memperlihatkan air limbah yang memperkuat dugaan kalau reaktor nuklir Korea Utara menyala lagi.

“Tidak ada cara untuk mengetahui mengapa reaktor (nuklir) tidak beroperasi sebelumnya, kendati ada pengerjaan pada bendungan air dalam setahun terakhir untuk memastikan ada cukup air dalam sistem pendingin,” kata Jenny Town, Direktur 38 North project, yang berkantor pusat di Amerika Serikat dan memantau pergerakan Korea Utara.

Menurut Town, dalam beberapa pekan ke depan atau bulan kondisi cuaca di Korea Utara bisa mempengaruhi operasional reaktor. Pada tahun lalu, 38 North mengatakan banjir bandang pada Agustus 2020 telah berdampak pada pusat-pusat pompa yang terhubung dengan Yongbyon. Ini menyoroti betapa rapuhnya sistem pendingin reaktor nuklir Korea Utara pada cuaca ekstrim.

Hujan musiman bisa menimbulkan banjir di sejumlah area pada tahun ini di Korea Utara. Namun media di Korea Utara mewartakan tidak ada ancaman sejauh ini.

Baca juga: ITB dan ThorCon Kerja Sama Riset Pembangunan Reaktor Nuklir

Sumber: Reuters

Berita terkait

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

12 jam lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

12 jam lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

16 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

1 hari lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

2 hari lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

3 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya