Top 3 Dunia: Turki Tolak Bantu Taliban Hingga Pembicaraan AS dengan Militer Cina

Reporter

Tempo.co

Minggu, 29 Agustus 2021 06:00 WIB

Tangkapan layar evakuasi korban terluka ke rumah sakit setelah serangan bom bunuh diri di bandara Kabul, di Kabul, Afghanistan, 26 Agustus 2021. Bom bunuh diri yang didalangi kelompok ISIS-K menewaskan sedikitnya 60 warga sipil dan 13 tentara Amerika Serikat. REUTERS TV/1TV/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga berita terpopuler internasional sepanjang 28 Agustus 2021 di antaranya Turki yang menolak bantu Taliban di bandara Kabul jika tidak diizinkan bawa tentara, serangan drone AS membunuh anggota ISIS-K sebagai balasan bom bunuh diri di bandara Kabul, dan untuk pertama kalinya pemerintahan Joe Biden mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan militer Cina. Tiga isu internasional di atas dirangkum dalam Top 3 Dunia.

1. Turki Tak Mau Bantu Taliban di Bandara Kabul Jika Tak Diperbolehkan Bawa Tentara

Turki memastikan tak akan memberikan bantuan teknis ke Taliban soal operasional Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan apabila tak diperbolehkan membawa tentara.

Keputusan itu diambil setelah serangan bom bunuh diri ISIS-K yang menewaskan 175 orang.

Taliban sebelumnya mengajukan permohonan resmi ke Turki karena kurangnya pemahaman teknis soal operasional bandara. Harapan Taliban, Turki sudah bisa memberikan bantuan per hari Selasa ketika periode evakuasi oleh tentara asing rampung. Namun, Taliban menolak ada tentara Turki di bandara Kabul karena mereka bagian dari NATO.

Salah seorang pejabat senior Turki, yang juga enggan disebutkan namanya, mengatakan serangan ISIS-K menimbulkan keraguan di pihaknya. Mereka ragu Taliban akan mampu melindungi pekerja-pekerja teknis Turki dari ancaman ISIS-K. Oleh karenanya, kata ia, Pemerintah Turki meminta tentara mereka diperbolehkan bertahan di Afghanistan. Untuk berita selengkapnya baca di sini.

Advertising
Advertising

<!--more-->

2. Balas Teror Bom di Bandara Kabul, Serangan Drone AS Bunuh Perencana Teror ISIS-K

Amerika Serikat mengklaim seorang "perencana" ISIS-K tewas dalam serangan drone AS sebagai balasan bom bunuh diri di bandara Kabul.

Bom bunuh diri meledak pada Kamis, menewaskan 13 personel militer AS dan 170 orang lebih. ISIS-K, kelompok afiliasi ISIS di kawasan Khorasan yang mencakup Afghanistan, mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut.

Komando Pusat AS mengatakan pada Jumat, serangan pesawat tak berawak semalam diluncurkan ke Provinsi Nangarhar, timur Kabul dan berbatasan dengan Pakistan.

Tangkapan layar menunjukkan orang-orang di luar rumah sakit setelah serangan di bandara Kabul, di Kabul, Afghanistan, 26 Agustus 2021. REUTERS TV/via REUTERS

Juru bicara Taliban, yang menyelesaikan pengambilalihan cepat negara itu bulan ini ketika pasukan AS mundur, menolak mengomentari serangan pesawat tak berawak itu. Kelompok ISIS di Afghanistan adalah musuh bersama Taliban dan Barat. Taliban mengatakan telah menangkap beberapa tersangka setelah ledakan itu.

Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim kepada Reuters, mengatakan serangan pesawat drone itu dilakukan untuk merespons rencana serangan militan ISIS.

Sebuah drone Reaper, yang lepas landas dari Timur Tengah, menyerang militan yang berada di dalam mobil bersama rekan ISIS. Keduanya diyakini tewas, kata pejabat itu. Untuk berita selengkapnya baca di sini.

<!--more-->

3. Pemerintahan Joe Biden Adakan Pembicaraan dengan Militer Cina untuk Pertama Kali

Seorang pejabat senior Pentagon mengadakan pembicaraan dengan militer China untuk pertama kalinya sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari untuk fokus pada pengelolaan risiko antara kedua negara, seorang pejabat AS mengatakan pada Jumat.

Hubungan antara China dan Amerika Serikat semakin tegang, dengan dua ekonomi terbesar dunia berselisih dalam segala hal mulai dari Taiwan dan catatan hak asasi manusia China, hingga aktivitas militernya di Laut Cina Selatan.

Kendaraan militer yang membawa rudal balistik antarbenua DF-5B melewati Lapangan Tiananmen selama parade militer menandai peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Cina, pada Hari Nasionalnya di Beijing, Cina, 1 Oktober 2019. [REUTERS/Jason Lee]

Terlepas dari ketegangan dan retorika yang memanas, para pejabat militer AS telah lama berusaha untuk memiliki jalur komunikasi terbuka dengan rekan-rekan China mereka untuk dapat mengurangi potensi gejolak atau menangani kecelakaan apa pun.

Michael Chase, wakil asisten menteri pertahanan untuk China, berbicara pekan lalu dengan Mayor Jenderal China Huang Xueping, wakil direktur Kantor Tentara Pembebasan Rakyat Cina untuk Kerjasama Militer Internasional. Baca di sini untuk berita selengkapnya tentang pembicaraan antara Amerika Serikat dan China.

TEMPO

Berita terkait

Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

1 jam lalu

Kunci Tim Bulu Tangkis China Raih Gelar Piala Uber 2024, Titel Ke-16 Sepanjang Sejarah

China meraih gelar ke-16 Piala Uber setelah mengalahkan tim putri bulu tangkis Indonesia dengan skor telak 3-0. Mengatasi tekanan adalah kunci.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

22 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya