Pemerintahan Joe Biden Adakan Pembicaraan dengan Militer Cina untuk Pertama Kali

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 28 Agustus 2021 16:00 WIB

Tentara Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) berbaris dalam formasi melewati Lapangan Tiananmen saat latihan sebelum parade militer memperingati ke-70 tahun pendirian Republik Rakyat Cina, pada Hari Nasional Cina di Beijing, Cina 1 Oktober 2019.[REUTERS / Thomas Peter]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pejabat senior Pentagon mengadakan pembicaraan dengan militer China untuk pertama kalinya sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari untuk fokus pada pengelolaan risiko antara kedua negara, seorang pejabat AS mengatakan pada Jumat.

Amerika Serikat telah fokus pada China dalam kebijakan keamanan nasionalnya selama bertahun-tahun, dan pemerintahan Joe Biden telah menggambarkan persaingan dengan China sebagai "ujian geopolitik terbesar" abad ini.

Hubungan antara China dan Amerika Serikat semakin tegang, dengan dua ekonomi terbesar dunia berselisih dalam segala hal mulai dari Taiwan dan catatan hak asasi manusia China, hingga aktivitas militernya di Laut Cina Selatan.

Terlepas dari ketegangan dan retorika yang memanas, para pejabat militer AS telah lama berusaha untuk memiliki jalur komunikasi terbuka dengan rekan-rekan China mereka untuk dapat mengurangi potensi gejolak atau menangani kecelakaan apa pun.

Michael Chase, wakil asisten menteri pertahanan untuk China, berbicara pekan lalu dengan Mayor Jenderal China Huang Xueping, wakil direktur Kantor Tentara Pembebasan Rakyat Cina untuk Kerjasama Militer Internasional.

Advertising
Advertising

"(Mereka) menggunakan Tautan Telepon Pertahanan AS-RRC untuk melakukan konferensi video yang aman," kata pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, kepada Reuters, dikutip 28 Agustus 2021.

"Kedua belah pihak sepakat tentang pentingnya menjaga saluran komunikasi terbuka antara kedua militer," kata pejabat itu.

Kapal tempur USS Ronald Reagan dan kapal pertahanan Jepang JS Izumo, sedang beroperasi di Laut Cina Selatan. Sumber: JMSDF/US Navy/Handout via Reuters/aljazeera.com

Para pejabat mengatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin belum berbicara dengan mitranya dari China, sebagian karena ada perdebatan tentang pejabat China mana yang merupakan mitra Austin.

Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan pada Kamis bahwa Amerika Serikat menyambut baik persaingan dan tidak mencari konflik dengan China, tetapi akan berbicara tentang isu-isu seperti sengketa maritim di Laut Cina Selatan.

China, Vietnam, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Taiwan mengklaim sebagian Laut Cina Selatan, yang dilintasi oleh jalur pelayaran vital dan berisi ladang gas dan daerah penangkapan ikan yang kaya.

Joe Biden telah meningkatkan sanksi terhadap China atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan Hong Kong.

Dalam pergeseran kebijakan dari pendahulunya sebagai presiden, Donald Trump, Joe Biden telah secara luas berusaha untuk menggalang sekutu dan mitra untuk membantu melawan apa yang dikatakan Gedung Putih sebagai kebijakan ekonomi dan luar negeri China yang semakin memaksa.

Baca juga: Joe Biden Inginkan Emergency Hotline Telepon Merah Khusus Dengan Cina

REUTERS

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

15 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

18 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya