Australia Selesaikan Evakuasi di Afghanistan Sebelum Serangan ISIS-K

Jumat, 27 Agustus 2021 13:00 WIB

Kerumunan orang menunggu giliran evakuasi di luar bandara Kabul, Afghanistan, 25 Agustus 2021. Dalam 12 hari terakhir, negara-negara Barat telah mengevakuasi hampir 100.000 orang dari bandara ini. Twitter/DAVID_MARTINON melalui REUTERS/File Foto

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan pihaknya berhasil menyelesaikan evakuasi di Afghanistan sebelum ISIS-K melakukan serangan. Alhasil, tidak ada personil militer ataupun warga negaranya yang menjadi korban serangan bom di Bandara Hamid Karzai, Kabul, Kamis kemarin.

Diakhirinya evakuasi pada Kamis kemarin sendiri, kata Morrison, karena pihaknya tahu ISIS-K akan menyerang. Dirinya menerima laporan intelijen yang begitu jelas soal rencana ISIS-K menyerang bandara di Kabul.

"Kamu berhasil memulangkan sisa personil Australia di Afghanistan, tak lama sebelum serangan mengerikan semalam," ujar Scott Morrison dalam keterangan persnya, Jumat, 27 Agustus 2021.

Scott Morrison menambahkan bahwa personil Militer Amerika dan Inggris telah membantu Australia untuk mengungsikan seluruh personilnya tepat waktu. Selama sembilan hari, kata Morrison, pihaknya berhasil mengungsikan 4100 orang yang terdiri atas 3200 warga negara Australia dan sisanya Afghanistan.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison merapikan masker saat konferensi pers dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di depan Istana Elysee di Paris, Prancis, 15 Juni 2021. [REUTERS/Pascal Rossignol]


Selain Australia, Belanda juga memutuskan untuk mengakhiri proses evakuasinya pada Kamis kemarin. Alasannya sama, ancaman ISIS-K. Pemerintah Belanda bahkan tak menyangkal bahwa diakhirinya proses evakuasi secepat mungkin berarti akan ada banyak warga negara Belanda yang tertinggal di Afghanistan.

Negara-negara lain diprediksi akan menyusul langkah Australia dan Belanda untuk mengakhiri evakuasinya di Afghanistan sebelum tenggat yang ditetapkan, 31 Agustus 2021. Kemarin, PM Prancis Jean Castex mengatakan Jumat bakal menjadi penerbangan terakhir dari Afghanistan.

"Kami akan tetap lanjut membantu proses evakuasi di Afghanistan hingga Jumat malam," ujar Castex menegaskan.

Menteri Luar Negeri Norwegia, Ine Eriksen Soereide, juga mengindikasikan evakuasi akan diakhiri. Serangan ISIS-K semalam, kata ia, membuat pihaknya tak bisa lagi membantu warga negaranya maupun Afghanistan untuk kabur. "Pintu ke bandara sekarang telah tertutup (akibat serangan ISIS-K) dan mustahil untuk memasukkan orang ke dalam," ujarnya mengakhiri.

Baca juga: Belanda Stop Evakuasi Warga di Afghanistan Kamis Ini, Prancis Menyusul

ISTMAN MP | AL JAZEERA

Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

1 jam lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

4 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

8 jam lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

9 jam lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

10 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

1 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

1 hari lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

1 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya