Top 3 Dunia, dari Kisah Jurnalis Tempo di Afghanistan Hingga PM Malaysia Baru
Reporter
Tempo.co
Editor
Istman Musaharun Pramadiba
Selasa, 24 Agustus 2021 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Dunia pada hari Senin, 23 Agustus 2021, kemarin masih didominasi oleh berita yang berkaitan dengan isu-isu Afghanistan. Hal itu dikarenakan masih hangatnya perkembangan situasi di sana, terutama perihal warga yang berusaha kabur dari pemerintahan Taliban yang telah menegaskan tidak akan ada demokrasi.
Berita pertama tentang kisah wartawan Tempo, Qaris Tajudin, ketika bertugas meliput kejatuhan Taliban di Afghanistan pada 2001 lalu. Dalam peliputan itu, ia mengalami berbagai pengalaman "seru" mulai dari nyaris ditembak hingga mau dinikahkan oleh warga lokal. Hebatnya, saat itu, ia masih berstatus wartawan baru.
Masih soal Afghanistan, ada berita soal China meminta warga-warganya di sana untuk memakai baju Muslim. Selain itu, Cina juga meminta warganya di Afghanistan untuk mematuhi aturan Taliban. Sejak Taliban mengambil alih pemerintahan, hubungan yang baik dengan Cina adalah salah satu highlightnya.
Berita terpopuler ketiga pada Senin kemarin adalah soal Ismail Sabri Yaakob, PM Malaysia yang baru. Sebagai pengganti Muhyiddin Yassin, latar belakang Yaakob lagi banyak dicari. Ia bukan sepenuhnya figur yang bersih karena ia pun membuat sejumlah kontroversi salam karir politiknya.
Berikut detil lebih lanjut soal top 3 dunia.
<!--more-->
1. Kisah Wartawan Tempo di Afghanistan, Dari Nyaris Ditembak Hingga Mau Dinikahkan
Wartawan Tempo, Qaris Tajudin, nyaris meregang nyawa ketika meliput situasi di Afghanistan pasca-peristiwa 911 pada 2001 lalu. Gara-gara "iseng" mengucapkan salam, ia dicurigai sebagai mata-mata Amerika. Maklum, saat itu, situasi di Afghanistan lagi tegang-tegangnya dengan Taliban sudah terdesak oleh militer Amerika.
Senjata sudah ditodongkan kepadanya, seperti di film-film. Qaris mencoba "kabur" dari situasi tersebut dengan mencoba membacakan ayat-ayat Al-Quran, hasilnya nihil. Menurut mujahidin yang menodongkan senjata kepadanya, intel pun bisa membaca ayat-ayat Al-Quran. Masuk akal.
Untungnya, Qaris ditemani oleh seorang fixer berjaringan luas. Fixer Qaris, yang bertugas membuka jalan ke Afghanistan, berteman dengan panglima-panglima perang (warlord) Mujahidin. Mujahidin yang menodongkan senjata ke Qaris walhasil menjadi ciut, mengurungkan niatnya membunuh Qaris dan melepaskannya.
"Mereka anak buah warlord-warlord itu. Sebenarnya itu gaya komunikasi mereka hehehe... Karena mereka bersenjata dan saat itu banyak yg kurang berpendidikan, jadi agak susah menghadapi orang yang berbeda," ujar Qaris ketika menceritakan pengalamannya pekan lalu.
Berita selengkapnya.
<!--more-->
2. China Minta Warganya di Afghanistan Pakai Baju Muslim, Patuhi Aturan Taliban
Kedutaan Besar China di Kabul pada Sabtu lalu meminta warganya di Afghanistan mematuhi kebiasaan Islam termasuk aturan berpakaian dan makan di depan umum. Dalam imbauan yang dikeluarkan untuk semua warga negara China, kedutaan juga menyarankan agar mereka menjaga jarak dari Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul dan sumber kekacauan lainnnya.
Berbeda dengan negara lain, China berusaha menjalin hubungan harmonis dengan Taliban. Dalam pertemuan di bulan lalu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi dengan delegasi Taliban di kota pelabuhan China utara Tianjin berharap Afghanistan dapat mengadopsi kebijakan Islam moderat.
Pada hari Kamis, juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan bahwa China dipersilakan berkontribusi pada pembangunan kembali Afghanistan. China dinilai telah memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di negara itu.
"China adalah negara besar dengan ekonomi dan kapasitas yang besar. Saya pikir mereka dapat memainkan peran yang sangat besar dalam pembangunan kembali, rehabilitasi, rekonstruksi Afghanistan," kata Suhail Shaheen kepada televisi CGTN yang berbasis di China dalam sebuah wawancara.
Berita selengkapnya.
<!--more-->
3. Jadi PM ke-9 Malaysia, Berikut Kontroversi Ismail Sabri Yakoob
Ismail Sabri Yaakob resmi disumpah menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia pada Sabtu, 21 Agustus 2021 lalu. Di usia ke-61, ia dipercaya menggantikan PM sebelumnya, Muhyiddin Yassin, setelah memenangkan 114 dari 220 suara di parlemen.
Ismail Sabri Yaakob merupakan politikus senior dari partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Di pemerintahan ia pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Perdagangan Domestik, Kooperatif, dan Konsumerisme, Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro, dan Menteri Pembangunan Daerah dan Pedesaan.
Sosok Yaakoob lekat dengan sejumlah kontroversi. Saat menjabat sebagai menteri perdagangan, misalnya, ia dinilai bersikap rasis pada etnis Cina. Pasalya ia menyerukan agar etnis Melayu di Malaysia memboikot bisnis etnis Cina yang dianggapnya enggan menurunkan harga seiring penurunan harga minyak.
"Mayoritas konsumen Melayu, Cina minoritas, jika orang Melayu memboikot bisnis mereka, mereka pasti tidak punya pilihan selain menurunkan harga," kata Yaakob di akun Facebook-nya 2 Februari 2015 lalu.
Berita selengkapnya.
Top 3 Dunia Sebelumnya: Top 3 Dunia, Dari Kepanikan di Vietnam Hingga Senjata Amerika Dipegang Taliban
TIM TEMPO