Kepala Kebijakan Uni Eropa Sebut Afghanistan Hancur

Reporter

Tempo.co

Jumat, 20 Agustus 2021 15:30 WIB

Orang-orang bergerombol untuk dapat memasuki Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afganistan, 16 Agustus 2021. Taliban dikhawatirkan akan memberlakukan aturan ketat yang melarang kaum perempuan untuk bekerja dan mendapat pendidikan di luar rumah. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Kamis, 19 Agustus 2021, menggambarkan kondisi yang terjadi Afghanistan seperti sebuah bencana kehancuran. Dia pun melihat ada sebuah kegagalan dari intelijen dalam mengantisipasi upaya kelompok radikal Taliban dalam merebut kekuasaan pemerintah Afganistan.

Di hadapan anggota parlemen Uni Eropa, Borrell mengatakan sekitar 100 pegawai Uni Eropa dan 400 warga negara Afghanistan yang pernah bekerja untuk Uni Eropa serta anggota keluarga mereka, sudah dievakuasi dari Afghanistan. Masih ada lebih dari 300 warga negara Afghanistan yang ingin meninggalkan negara itu.

Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni. Sumber: Reuters

Advertising
Advertising

Dia menekankan, ada tugas moral untuk menyelamatkan sebanyak mungkin warga negara Afghanistan secepatnya, yang pernah bekerja untuk Uni Eropa di Afghanistan. Bukan hal yang mustahil pula untuk mengeluarkan mereka semua dari sana saat ini.

“Saya ingin memperjelas dan apa adanya, ini adalah sebuah malapetaka. Ini adalah malapetaka untuk warga negara Afghanistan, bagi nilai-nilai barat dan kredibilitas serta bagi perkembangan hubungan internasional,” kata Borrell.

Negara-negara Barat berebut melakukan evakuasi pada semua warga negaranya, staf lokal warga negara Afghanistan dan anggota keluarga mereka untuk keluar dari Afghanistan sejak kelompok garis keras tersebut mengendalikan Ibu Kota Kabul pada Minggu, 15 Agustus 2021. Ada ribuan orang yang sangat ingin lolos dari pemeriksaan Taliban dan pasukan Amerika Serikat demi bisa sampai ke bandara Kabul.

Dalam pidatonya di hadapan anggota parlemen, Borrell juga menyoroti kekhawatiran adanya gelombang migran dari Afghanistan ke Eropa. Eropa pernah mengalami krisis migran pada 2015, di mana ketika itu gelombang besar migran masuk ke Eropa untuk melarikan diri dari konflik di Irak dan Suriah.

Baca juga: China Minta Dunia Dukung Pemerintahan Baru Afghanistan, Jangan Terus Menekan

Sumber: Reuters

Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

1 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

1 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

3 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

4 hari lalu

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

Media asing menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Pandjaitan soal tawaran kewarganegaraan ganda

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

5 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

7 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

8 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya