Dikuasai Taliban, Cadangan Mineral Afghanistan Ditaksir Rp 14 Ribu Triliun

Reporter

Tempo.co

Kamis, 19 Agustus 2021 13:28 WIB

Penduduk desa berkumpul di lokasi longsor di Badakhshan Argo, Afghanistan (2/5). Lebih dari 2.000 orang terjebak setelah longsor menimbun desa di pegunungan terpencil timur laut Afghanistan. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Afghanistan merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Namun pada 2010, pejabat militer dan ahli geologi AS mengungkapkan bahwa Afghanistan memiliki cadangan mineral hampir US$ 1 triliun atau sekitar Rp 14 ribu triliun.

Pasokan mineral seperti besi, tembaga dan kobalt dan emas tersebar di seluruh provinsi. Tanah Afghanistan juga disebut kaya akan lithium.

"Afghanistan bukan hanya kaya logam mulia tapi juga mineral yang dibutuhkan di abad ke-21 ini," kata Rod Schoonover, ilmuwan dan pakar keamanan pendiri Ecological Futures Group.

Potensi sumber daya alam di Afghanistan selama ini hampir tak tersentuh karena masalah keamanan, infrastruktur dan kekeringan parah. Menurut Schoonover, kondisi ini kemungkinan tak berubah bila Taliban yang kini berkuasa tak menggandeng investor asing.

Permintaan logam seperti lithium, kobalt, dan neodymium yang pasokannya langka, melonjak ketika banyak negara berlomba mengembangkan mobil listrik dan teknologi bersih lainnya untuk memangkas emisi karbon. Saat ini baru ada tiga negara yaitu Cina, Kongo dan Australia yang menyumbang 75 persen dari produksi global lithium, kobalt, dan mineral tanah langka.

Advertising
Advertising

Pemerintah Amerika Serikat memperkirakan bahwa deposit lithium di Afghanistan dapat menyaingi Bolivia yang memiliki cadangan terbesar di dunia. "Jika Afghanistan dalam beberapa tahun tak berperang dan memungkinkan pengembangan sumber daya mineral, negara tersebut bisa menjadi salah satu yang terkaya di kawasan itu dalam satu dekade," kata Mirzad dari Survei Geologi AS kepada majalah Science pada 2010.

Tak lama setelah Taliban berkuasa kembali, China, Rusia dan Pakistan telah menyatakan siap bekerja sama dengan penguasa baru Afghanistan tersebut. China terutama yang diperkirakan akan menguasai pertambangan mineral di Afghanistan.

“Taliban datang saat krisis pasokan mineral langka dan China membutuhkannya,” ujar Michael Tanchum, seorang rekan senior di Institut Austria untuk Kebijakan Eropa dan Keamanan kepada DW. "China sudah menambang mineral di Afghanistan."

Salah satu raksasa pertambangan raksasa Asia, Metallurgical Corporation of China (MCC), telah menyewa tanah selama 30 tahun untuk menambang tembaga di provinsi Logar yang tandus di Afghanistan.

Pejabat senior Taliban saat bertemu Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Tianjin bulan lalu berharap China akan memainkan peran besar dalam rekonstruksi dan pembangunan ekonomi di masa depan.

Baca: Taliban Akan Bentuk Dewan Pemerintahan dan Singkirkan Demokrasi di Afghanistan

CNN | DW

Berita terkait

4 Jenis Batu Ginjal dan Cara Terbentuknya

28 hari lalu

4 Jenis Batu Ginjal dan Cara Terbentuknya

Dalam kebanyakan kasus, batu ginjal terbentuk karena penurunan volume urine atau peningkatan mineral pembentuk batu dalam urine.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

34 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

52 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

53 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

57 hari lalu

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

20 Februari 2024

Menlu Retno Angkat Isu Hak Perempuan di Konferensi PBB tentang Taliban

Menlu Retno Marsudi mengangkat isu hak-hak perempuan Afghanistan dalam konferensi PBB di Doha, Qatar yang membahas Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenal Garam Celtic dan Manfaatnya bagi Kesehatan

10 Februari 2024

Mengenal Garam Celtic dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Dipanen secara alami, garam celtic kaya akan magnesium dan mengandung semua mineral yang biasanya hilang dalam garam biasa.

Baca Selengkapnya

ESDM Ungkap Fokus Pengembangan Mineral, Dari Kendaraan Listrik sampai Kesehatan

6 Februari 2024

ESDM Ungkap Fokus Pengembangan Mineral, Dari Kendaraan Listrik sampai Kesehatan

ESDM memfokuskan pengembangamineral kritis dan strategis ke tiga industri utama, yakni kendaraan listrik, energi solar serta pertahanan dan kesehatan.

Baca Selengkapnya