Jumlah Korban Tewas Dampak Kudeta Militer Myanmar Tembus Seribu Orang

Reporter

Tempo.co

Rabu, 18 Agustus 2021 15:30 WIB

Pengunjuk rasa anti-kudeta militer membuat barikade saat mereka terlibat bentrok dengan pasukan keamanan di Jembatan Bayint Naung di Mayangone, Yangon, Myanmar, 16 Maret 2021. Hingga kini sudah sekitar 200 demonstran yang tewas akibat kekerasan dari militer Myanmar. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah korban tewas dampak dari kudeta militer Myanmar per Rabu, 18 Agustus 2021, sudah tembus seribu orang. Data ini diungkap oleh kelompok aktivis Assistance Association of Political Prisoners (AAPP), di mana mereka yang tewas terbunuh oleh aparat militer Myanmar.

Kudeta militer Myanmar terjadi pada 1 Februari 2021. Ketika itu, militer menggulingkan pemerintahan sipil.

Seorang wanita menangis di samping tubuh korban yang ditembak mati saat ikuti aksi protes anti-kudeta, di sebuah pemakaman di pinggiran Yangon, Myanmar, 5 Maret 2021. REUTERS/Stringer

Advertising
Advertising

Juru bicara militer (Junta) belum mau berkomentar soal laporan AAPP. Sebelumnya otoritas militer menyebut angka yang disebut AAPP dilebih-lebihkan.

Militer Myanmar juga menyebut dalam kudeta militer ada beberapa aparat keamanan yang tewas. Jumlah aparat yang tewas itu, tidak dihitung oleh AAPP.

“Catatan AAPP, ada 1001 orang tak berdosa yang tewas. Jumlah yang sesungguhnya di lapangan kemungkinan lebih besar,” kata Sekertaris AAPP, Tate Naing.

Myanmar terperosok dalam kekacauan sejak kudeta militer. Unjuk rasa terjadi hampir setiap hari hingga berdampak pada ketegangan di wilayah perbatasan. Meluasnya aksi mogok kerja, juga telah membuat perekonomian negara itu terluka.

Baca juga : Utusan Khusus PBB: Partai Aung San Suu Kyi Terancam Dibubarkan Junta Myanmar

Sumber: Reuters

Berita terkait

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

17 jam lalu

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

Hujan lebat di Rio Grande do Sul, Brasil telah menewaskan setidaknya 55 orang tewas dan 74 orang masih dinyatakan hilang.

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

2 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

3 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

3 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

4 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

7 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

8 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

8 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya