Khawatir Diambil Taliban, Amerika Bekukan Aset Afghanistan

Rabu, 18 Agustus 2021 12:00 WIB

Milisi Taliban memasuki istana kepresidenan Afganistan beberapa jam setelah Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu, 15 Agustus 2021, dalam tangkapan gambar dari Al Jazeera TV.[Al Jazeera]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika mengupayakan segala cara agar Taliban tetap terkontrol meskipun mereka sudah berhasil mengambil alih Afghanistan. Salah satu langkah yang diambil adalah membekukan aset milik Afghanistan, termasuk Bank Sentral Afghanistan, yang berada di Amerika.

Dikutip dari CNN, Kementerian Keuangan Amerika telah meminta Federal Reserve (The Fed) dan bank-bank yang mengelola aset Afghanistan untuk membekukannya. Dengan begitu, Taliban tidak bisa menggunakannya.

Amerika masih khawatir Taliban akan menggunakan aset Afghanistan untuk kepentingan terorisme. Hal tersebut mengacu pada hubungan lama Taliban dengan kelompok teroris Al Qaeda.

"Mayoritas aset Bank Sentral Afghanistan tidak berada di Afghanistan. Untuk aset yang berada di Amerika, sudah diblok agar tidak dijangkau Taliban," ujar pejabat pemerintahan Amerika, yang enggan disebutkan namanya.

Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]


Menurut laporan Reuters, Bank Sentral Afghanistan diketahui memiliki aset dengan nilai total US$10 miliar (Rp143 triliun). Angka tersebut termasuk cadangan emas senilai US$1,3 miliar dan US$362 juta mata uang asing.

Bank Sentral Afghanistan, per berita ini ditulis, sudah ditinggalkan oleh gubernurnya, Ajmal Ahmady. Ia kabur pada Ahad pekan lalu. Ahmady berkata, dirinya memutuskan untuk kabur ketika mengetahui Taliban sudah berada di depan gerbang masuk Kabul.

Situasi perekonomian Afghanistan, kata Ahmady, tidak bagus ketika ia tinggalkan. Ia menyebut nilai tukar Afghani terus turun seiring dengan tak ada laginya pengiriman Dollar per pekan lalu yang membatasi suplai mata uang. Belum diketahui apakah hal ini akan berdampak ke rencana Taliban ke depannya.

"Nilai tukar naik dari stabil US$81 menjadi nyaris US$100 lalu turun lagi ke US$86. Saya sudah menggelar pertemuan (sebelum kabur) pada Sabtu kemarin untuk meminta bank dan institusi keuangan lainnya menenangkan," ujar Ahmady soal situasi Afghanistan - Taliban.

Baca juga:

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

4 jam lalu

Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin Sebut Kopi Asal Sumedang Mendunia Gegara Ini

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyebut kopi asal Sumedang mendunia gegara ini. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

6 jam lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

20 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

1 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

2 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

3 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam penutupan perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya