Pesawat Militer Prancis Mendarat di Bandara Kabul Membawa Pasukan Khusus

Reporter

Tempo.co

Selasa, 17 Agustus 2021 18:00 WIB

Ratusan orang berlari mengejar pesawat kargo militer AU Amerika Serikat yang hendak tinggal landas di bandara Kabul, Afganistan, dalam cuplikan video yang diunggah jurnalis Morteza Kazemian pada Senin, 16 Agustus 2021. Setelah Ibukota Afganistan dikuasai Taliban, ribuan warga berusaha meninggalkan negaranya. Twitter/@morkazemian

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesawat militer Prancis yang membawa pasukan khusus mendarat di bandara Kabul pada Selasa, menurut Kedutaan Besar Prancis di Afganistan.

Kedutaan Besar Prancis mengatakan pesawat angkut militer Airbus A400M kemudian lepas landas dengan penerbangan evakuasi yang membawa warga negara Prancis.

"Prancis menerapkan cara-cara yang diperlukan untuk memastikan perlindungan rekan-rekan kami. Prancis akan terus mendukung rakyat Afganistan," kata kedutaan di Twitter pada Selasa, dikutip dari CNN, 17 Agustus 2021.

Sebelumnya pada Senin, Prancis mengatakan akan mengevakuasi warga negaranya dan rekan-rekan Afganistan dari Kabul, ke sebuah pangkalan di Uni Emirat Arab pada hari Senin, France24 melaporkan.

Duta Besar Prancis untuk Afganistan tetap berada di Kabul untuk membantu mengelola operasi evakuasi bagi warga Prancis dan pembantu Afganistan.

Advertising
Advertising

Kedubes Prancis juga memindahkan operasi mereka di seluruh kota ke Bandara Hamid Karzai Kabul untuk melanjutkan prosedur evakuasi, Euronews melaporkan.

Puluhan orang nekat memanjat garbarata menuju pesawat yang hendak tinggal landas di bandara Kabul, Afganistan, dalam cuplikan video yang diunggah Editor Sudhir Chaudhary pada Senin, 16 Agustus 2021. Suasana kepanikan warga Afganistan berupaya menaiki pesawat viral di media sosial. Twitter/@Sudhirchaudhary

Penerbangan militer yang mengevakuasi diplomat dan warga sipil dari Afganistan dilanjutkan Selasa pagi setelah landasan pacu di bandara Kabul dibersihkan dari ribuan orang yang melarikan diri setelah Taliban merebut ibu kota.

Jumlah warga sipil di bandara telah menipis, kata seorang pejabat keamanan Barat di fasilitas itu kepada Reuters, sehari setelah kekacauan di bandara, di mana pasukan AS menembak untuk membubarkan kerumunan dan orang-orang berpegangan pada sebuah pesawat angkut militer AS saat meluncur untuk lepas landas.

Penerbangan ditangguhkan pada Senin setelah lima orang tewas, kata saksi mata, meskipun tidak jelas apakah mereka telah ditembak atau terinjak-injak.

Media melaporkan dua orang tewas jatuh dari bagian bawah pesawat militer AS setelah lepas landas, jatuh ke atap rumah di bawahnya.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan AS telah membunuh dua pria bersenjata yang tampaknya menembak ke arah kerumunan di bandara Kabul.

Baca juga: Viral Bandara Diserbu, Taliban Minta Warga Afghanistan Jangan Mengungsi

CNN | REUTERS | FRANCE24 | EURONEWS

Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

2 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

2 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

9 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

9 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

12 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

14 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

18 hari lalu

72 Tahun Komando Pasukan Khusus, Daftar 37 Danjen Kopassus Ada Bapak dan Anak

Kopassus merayakan hari jadi ke-72 sejak berdiri pada 16 April 1952. Berikut daftar Danjen Kopassus dari 1952 hingga 2024, ada bapak dan anak.

Baca Selengkapnya