Tiga Batalion AS Diterbangkan ke Afganistan, Bantu Evakuasi Kedubes di Kabul

Sabtu, 14 Agustus 2021 15:30 WIB

Seorang polisi Afganistan berjaga-jaga di pos pemeriksaan di pinggiran Kabul, Afganistan 13 Juli 2021.[REUTERS/Mohammad Ismail]

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Amerika Serikat akan tiba di Kabul untuk membantu mengevakuasi personel kedutaan AS dan warga sipil lainnya dari ibu kota Afganistan, kata seorang pejabat AS pada Sabtu, sehari setelah gerilyawan Taliban merebut kota terbesar kedua dan ketiga di negara itu.

Pentagon mengatakan dua batalion Marinir dan satu batalion infanteri akan tiba di Kabul pada Minggu malam, yang melibatkan sekitar 3.000 tentara.

"Mereka telah tiba, kedatangan mereka akan berlanjut sampai besok," kata pejabat AS itu kepada Reuters tanpa menyebut nama, 14 Agustus 2021.

Sebuah tim tempur brigade infanteri juga akan dikirim dari Fort Bragg, Carolina Utara, ke Kuwait untuk bertindak sebagai pasukan reaksi cepat untuk keamanan di Kabul jika diperlukan, kata Pentagon.

Inggris dan beberapa negara Barat lainnya juga mengirim pasukan ketika perlawanan dari pasukan pemerintah Afganistan runtuh dan kekhawatiran tumbuh bahwa serangan di Kabul bisa terjadi hanya beberapa hari lagi.

Advertising
Advertising

Seorang pejabat pemerintah Afganistan mengonfirmasi pada hari Jumat bahwa Kandahar, pusat ekonomi di wilayah selatan, berada di bawah kendali Taliban ketika pasukan internasional pimpinan AS menyelesaikan penarikan pasukan mereka setelah 20 tahun perang.

Herat di barat, dekat perbatasan dengan Iran, juga jatuh ke tangan kelompok Islam garis keras, Reuters melaporkan.

Pemberontak Taliban berjaga di persimpangan jalan utama di Kota Ghazni, Afganistan, 12 Agustus 2021. Kelompok bersenjata Taliban merebut Kota Ghazni yang menjadi ibu kota provinsi kesembilan yang mereka kuasai dalam sepekan. Taliban Handout/via REUTERS

Kekalahan Kandahar merupakan pukulan berat bagi pemerintah Afganistan. Ini adalah jantung dari Taliban, militan etnis Pashtun yang muncul pada tahun 1994 di tengah kekacauan perang saudara, dan dekat dengan kota Spin Boldak, salah satu dari dua titik masuk utama ke Pakistan dan sumber utama pendapatan pajak.

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan ada kekhawatiran bahwa Taliban, yang digulingkan dari kekuasaan pada 2001 setelah serangan 11 September di Amerika Serikat, dapat bergerak ke Kabul dalam beberapa hari.

"Kabul saat ini tidak berada dalam situasi mengancam yang akan segera terjadi, tetapi jelas...jika Anda hanya melihat apa yang telah dilakukan Taliban, Anda dapat melihat bahwa mereka mencoba mengisolasi Kabul," kata juru bicara Pentagon John Kirby.

Beberapa kedutaan besar di Afganistan telah mulai membakar materi sensitif sebelum evakuasi, kata para diplomat.

Baca juga: Khawatir Dikepung Taliban, Belanda Akan Tutup Kedutaan Besar di Afganistan

REUTERS

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

5 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

15 hari lalu

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Al-Quds Sedunia 2024, BARAQ Serukan 6 Poin Sikap Genosida Israel Terhadap Warga Gaza Palestina

23 hari lalu

Peringati Hari Al-Quds Sedunia 2024, BARAQ Serukan 6 Poin Sikap Genosida Israel Terhadap Warga Gaza Palestina

Peringatan Hari Internasional Al-Quds yang digelar setiap Jumat terakhir Ramadan, menjadi momentum BARAQ menyerukan sikap terhadap genosida Israel.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Bermitra dengan IPDN Beri Pelatihan Bahasa Inggris

26 hari lalu

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Bermitra dengan IPDN Beri Pelatihan Bahasa Inggris

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta bermitra dengan IPDN memberikan pelatihan Bahasa Inggris kepada mahasiswa dan dosen IPDN

Baca Selengkapnya

1.467 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS

50 hari lalu

1.467 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS

Pada pengamanan demo Aksi Bela Palestina itu, penutupan jalan maupun pengalihan arus lalu lintas di sekitar kawasan Monas dilakukan situasional.

Baca Selengkapnya

Biden atau Trump, Siapa yang Dipilih Pemilih AS Pro-Palestina?

52 hari lalu

Biden atau Trump, Siapa yang Dipilih Pemilih AS Pro-Palestina?

Calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, berbicara di pesta malam pemilihan Super Tuesday tentang masa depan Palestina dan Gaza.

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

53 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

57 hari lalu

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya